Soal Gagal Ginjal Akut, IDAI Malang Imbau Nakes Tak Resepi Obat Sirup

Press Conference RSSA Malang
Sumber :
  • viva malang

Malang – Kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GgGAPA) pada anak yang belakangan terjadi di Indonesia menjadi perhatian serius Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). 

Pabrik Tas Rajut Kaboki Pasuruan Terbakar Hebat, Pembakar Ditangkap Polisi

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim perwakilan V Malang, DR.dr. Haryudi Adji Tjahjono, Sp.A(K) menjelaskan kasus gangguan ginjal akut di wilayah Malang sementara ini sudah terdeteksi dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.

IDAI Malang tengah melakukan tindakan pencegahan massif. Salah satunya memberikan imbauan resmi terkhusus pada tenaga-tenega kesehatan. 

Taekwondo Piala Pj Wali Kota Malang Jadi Ajang Cari Bibit Atlet dan Sport Tourism

Ia menjelaskan imbuan paling utama diberikan kepada seluruh tenaga kesehatan di rumah-rumah sakit wilayah Malang. 

Pertama, IDAI meminta tenaga kesehatan menghentikan sementara peresepan obat sirup yang diduga terkontaminasi etilen glikol atau dietilen glikol sesuai hasil investigasi Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan.

2 Profesor Baru FEB UMM Dikukuhkan

“Bila memerlukan obat sirup khusus, misalnya obat anti epilepsi, atau lainnya, yang tidak dapat diganti sediaan lain, konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau konsultan anak,” jelas dr Haryudi, Kamis 20 Oktober 2022 di RSSA Malang.

Jika diperlukan, lanjutnya, nakes dapat meresepkan obat pengganti yang tidak terdapat dalam daftar dugaan obat terkontaminasi atau dengan jenis sediaan lain seperti suppositoria atau dapat mengganti dengan obat puyer dalam bentuk monoterapi.

Kemudian IDAI juga mengimbau peresepan obat puyer monoterapi hanya boleh dilakukan oleh dokter dengan memperhatikan dosis berdasarkan berat badan, kebersihan pembuatan, dan tata cara pemberian.

“Juga kami mengimbau nakes melakukan pemantauan secara ketat terhadap tanda awal GgGAPA baik di rawat inap maupun di rawat jalan. Untuk, Rumah sakit juga diimbau meningkatkan kewaspadaan deteksi dini GgGAPA dan secara kolaboratif mempersiapkan penanganan kasus GgGAPA,” kata dia.