RSSA Malang Tangani Pasien Anak Gagal Ginjal Akut, 1 Dalam Perawatan

RSSA terima Pasien Gagal Ginjal Akut Anak
Sumber :
  • Viva Malang

Malang – Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang menangani dan merawat pasien anak yang terkena Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GgGAPA) sejak bulan Agustus lalu.

Mas Dion, Kader Militan PKB Mantap Maju Cabup Pasuruan 2024

Namun, saat ini, tinggal satu pasien anak saja yang sedang menjalani perawatan. Pasien yang diperkirakan mengalami GGAPA, dikarenakan terdapat beberapa kondisi gejala yang mengarah ke penyakit tersebut.

“Ada kasus yang kita sedang rawat, masih ada 1 pasien yang sedang kita rawat dirawat di ruang NICU, Ada kecurigaan ke arah gangguan ginjal akut progresif atipikal,” dr. A. Susanto Nugroho, Sp. A (K).

Live Streaming Indonesia U23 vs Uzbekistan U23 di RCTI dan Vision+

Melanjutkan, Dokter Spesialis Anak RSUD Saidul Anwar, dr Krisni S Sp A (K) menjelaskan, pasien yang terindikasi GgGAPA di RSUD Saiful Anwar yang pernah dirawat maupun sedang dirawat mayoritas adalah anak dibawah umur 5 tahun atau balita.

“Gejalanya sama. Paling banyak adalah demam dan diare. Lalu ada penurunan jumlah urine maupun tidak sama sekali,” tegas dr Krisni. Turut menjelaskan dr Astrid Kristina Kardani Sp A (K), M Biomed, yang juga tim dokter spesialis anak RSUD Saiful Anwar.

KONI, Dindik, dan DPRD Gelar Hearing Persiapan Porprov 2025, Ini Pembahasannya

Dari keseluruhan jumlah pasien anak GgGAPA yang dirawat sekitar 60 persen sembuh atau survive, sisanya meninggal dunia.

Sementara itu, Direktur RSSA, dr Kohar Hari Santoso menjelaskan, saat ini RSSA menjadi rumah sakit rujukan kasus GgGAPA. Pihaknya masih terus memantau perkembangan kasus di wilayah jangkauan.

“Kasus pertama mulai masuk di Bulan Agustus kemarin. Kami minta kewaspadaan masyarakat. Saat ini RSSA menjadi rumah sakit rujukan kasus gangguan ginjal akut,” jelas dr Kohar bersama tim.

Menurut data RSSA, pasien GgGAPA yang dirawat terbanyak berasal dari Blitar. Kemudian daerah lain juga meliputi wilayah Malang, Pasuruan dan Sidoarjo.

Saat ditanya sudah merawat total berapa pasien, dr Kohar enggan membeberkannya. Ia menegaskan pihaknya tidak berani menjelaskan hal tersebut karena kebijakan pemerintah pusat menginstruksikan bahwa data harus dari Kemenkes RI.

Terpisah, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Malang Raya, Dr.dr. Harjoedi Adji Cahyono, Sp. A (K) juga mengimbau masyarakat untuk sementara tidak mengkonsumsi obat – obatan dalam bentuk cair.

“Untuk tenaga kesehatan anak diharapkan melakukan pemantauan, pelaporan tentang kasus gagal ginjal akut ini dan masyarakat dihimbau sementara tidak menggunakan obat dalam bentuk cair atau sirup sambal menunggu pengumuman lebih lanjut dari kemenkes dan BPOM tentang penyebab pasti terkait gagal ginjal akut ini,” ujar dia.