Imbas Rehab Gedung Banyak Orangtua Enggan Sekolahan Anak di SDN Kepuhkembeng 3 Jombang
- VIVA Malang (Elok Apriyanto/Jombang)
Jombang, VIVA – Dampak rehab gedung sekolah, pelajar di SDN Kepuhkembeng 3, Kecamatan Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, setiap hari harus menyeberangi Jalan Raya Nasional Surabaya-Madiun.
Nurul Fatimatuzzahro, Kepala SDN Kepuhkembeng 3, mengatakan pada masa rehab saat ini, proses belajar mengajar siswa siswi terbagi menjadi dua lokasi.
"Siswa belajar dalam dua lokasi yang dipisahkan oleh ruas jalan Soekarno-Hatta (jalan nasional)," kata Nurul, Rabu 30 Oktober 2024.
Lebih lanjut ia mengatakan untuk lokasi yang pertama berada di sisi utara jalan nasional yang diisi siswa kelas 1, 2 dan 3.
"Sedangkan di lokasi selatan yang satu halaman dengan SDN Kepuhkembeng 1, diisi kelas 3, 5, dan 6," ujarnya.
Ia menyebut kondisi saat ini, memang membuat pihak sekolah membagi ruangan belajar. Bahkan, ruang untuk guru pun tidak ada.
"Sangat terbatas sekali, sampai ruang guru saja tidak ada. Guru di utara setelah mengajar ya di teras. Akhirnya ruang kecil sekali dekat kamar mandi kami rombak jadi ruang guru," tuturnya.
Ia pun menjelaskan bahwa kondisi yang terbatas gedung itu pun, membuat tingkat kepercayaan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di SDN Kepuhkembeng 3 terpengaruh.
Tak hanya itu, ia menyebut situasi yang membuat siswa mondar menyebrangi jalan raya nasional itu, membuat pihak sekolah harus mengerahkan tenaga keamanan sekolah.
Yakni, setiap harinya penjaga sekolah harus mengantarkan siswa kelas 4, 5 dan 6 untuk ke lokasi gedung yang ada di selatan setelah meletakkan sepedanya di lokasi utara.
"Banyak orang tua menilai itu kurang aman, sehingga memilih ke sekolah yang lain. Karena kita juga bersebelahan dengan sekolah lain," katanya.
Pihaknya pun menerangkan, kini lokasi ruangan yang ada di utara direhab total. Pengerjaannya dilakukan CV Berlian Karya dengan anggaran Rp762.338.892. Waktu pengerjaan selama 120 hari kalender.
"Selama rehab, siswa belajar di lokasi gedung selatan. Ada tiga ruang kelas yang digunakan, siswa harus berbagi ruangan. Di lokasi selatan, satu ruang digunakan untuk ruang guru. Tiga kelas lainnya digunakan jadi ruang kelas," ujarnya.
Ia pun menyebut untuk kelas 3 menempati satu ruangan karena jumlah siswa paling banyak, 14 siswa. Kelas 2 bersama kelas 5. Kelas 4 bersama kelas 6.
"Sedangkan kelas 1 di perpustakaan. Karena di sana (lokal utara) rehab total, dari satu lantai sekarang jadi dua lantai," tuturnya.
Ia menegaskan, usai rehab selesai, seluruh siswa bakal diboyong ke lokasi gedung di sisi utara. Karena jumlah kelas sudah mencukupi setelah dibangun dua lantai. Selain itu, ia menyebut bahwa untuk keamanan, plafon yang sudah ambrol dibersihkan seluruhnya.
"Daripada membahayakan, diambil semua plafonnya. Dari sisi kerusakan, lokal selatan yang rusak parah. Di utara cenderung lebih baik, hanya terbatas ruang kelas dan lahannya," katanya.
Sementara itu, Plh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Jombang, Wor Windari, mengatakan rehab sekolah dari dana alokasi khusus (DAK) ditarget selesai tepat waktu.
Hal itu agar siswa tidak terlalu lama belajar dalam kondisi tidak layak. Salah satunya di SDN Kepuhkembeng 3 Kecamatan Peterongan. Dan selama sekolah direhab, satu ruang ditempati dua kelas sehingga berdesakan.
"SDN Kepuhkembeng 3 merupakan salah satu SDN yang mendapatkan rehab dari DAK tahun ini. Targetnya selesai pada 10 November," ujarnya.
Perlu diketahui, rehab sekolah yang menggunakan DAK khusus ditargetkan selesai pada pertengahan November sesuai dengan kontraknya.