UMM Bedah Buku Tentang Malik Fadjar di Muktamar Muhammadiyah 48

Bedah buku tentang Malik Fadjar
Sumber :
  • Humas UMM.

MalangUniversitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Rumah Baca Cerdas (RBC), UMM mengadakan bedah dan melaunching buku terbaru tentang Malik Fadjar yakni “Gagasan Progresif Abdul Malik Fadjar”. Hadir sebagai pembedah Direktur Eksekutif Maarif Institute Abd. Rohim Ghazali dan aktivis muda Muhammadiyah Moh, Mudzakkir, Ph.D. Bedah buku merupakan bagian dari semarak Muktamar Muhammadiyah ke-48. 

Kota Batu Terancam Gagal Jadi Tuan Rumah Cabor BMX di Ajang Porprov 2025

Rohim membandingkan sosok Malik Fadjar dengan Buya Syafii Maarif. Menurutnya, kedua tokoh Muhammadiyah ini memiliki persamaan yang sangat kentara yakni dari sama-sama aktivis. Bukan sekadar aktivis tapi intelektual aktivis yang memiliki gagasan cemerlang serta terlibat dalam kehidupan sosial masyarakat.

Meski sama-sama aktivis intelektual, namun mereka mempunyai perbedaan dalam bergerak. Malik Fadjar yang langsung masuk ke birokrasi dengan menjadi dirjen hingga menteri. Sementara Buya yang tidak masuk birokrasi dan membuatnya sangat independen.

Jadwal Lengkap Pertandingan Perempat Final Piala Asia U23 2024

“Bukan berarti Pak Malik tidak independen. Terbukti dari inovasi dan perubahan struktural. Pak Malik menjadi sosok yang menggerakkan, bukan malah diatur oleh birokrasi. Berbeda dengan sekarang, banyak orang yang malah diatur birokrasi dan masuk di lingkarannya,” kata Rohim, Jumat, 18 November 2022. 

Malik Fadjar dinilai memiliki pemikiran keagamaan yang inklusif dan substansial. Ia sangat mempertimbangkan isi ketimbang cangkangnya. Lebih mementingkan nilai di dalamnya daripada bentuk formalnya. Terlihat dari dukungannya akan kebijakan lulusan pesantren yang bisa masuk ke berbagai perguruan tinggi, tidak terbatas di kampus islam tapi juga umum. Maka menurutnya, buku Gagasan Progresif Abdul Malik Fadjar menjadi buku yang menarik untuk dibaca dan didiskusikan.

8 Tim yang Lolos Perempat Final Piala Asia U23 2024, Indonesia U23 Satu-satunya Tim Debutan

Sementara itu, Mudzakkir mengatakan bahwa ada lima bab yang tertuang dalam buku tersebut. Satu bab membingkai mengenai Malik Fadjar dan empat lainnya mengkaji spirit dari gagasan-gagasan progresifnya. 

Menurutnya, tak lengkap jika membaca buku tanpa mengetahui latar belakang seorang Malik Fadjar, ayah dan ibunya, hingga pendidikannya. Ayahnya merupakan seorang guru yang mengajar di sederet sekolah di daerah-daerah seperti Purworejo, Kulonprogo, Borobudur. 

Halaman Selanjutnya
img_title