Keretakan Di Tubuh KONI Kota Malang, Bikin Cabor Was-was

Musorkot KONI Kota Malang
Sumber :
  • Viva Malang

Malang – Keretakan di tubuh KONI Kota Malang semakin kentara. Sekretaris KONI Kota Malang Anang Fathoni meminta Ketuannya Eddy Wahyono untuk mundur dari kursi pimpinan. Semua bermula dari tertundanya Musyawarah Olahraga Kota (Musorkot) pada 17 Desember 2022 lalu. 

Melihat Gelaran Car Meet Up 2024 Pertama Kali di Pasuruan

Ketua Bidang Humas KONI Kota Malang Laily Fitriyah Liza Min Nelly menyebut Musorkot yang tidak dihadiri oleh Wali Kota Malang Sutiaji dan Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Diana Kartika menjadi sinyal bahaya bagi kelanjutan KONI Kota Malang ke depan. 

"Ketidakhadiran Wali Kota dan DPRD ini seperti sinyal. Karena pemberi dana hibah ini kan pemerintah, dan kalau begini dampaknya ke cabang olahraga,” kata Nelly, Jumat, 23 Desember 2022. 

PKB Jombang Optimistis Usung Kades di Pilkada Jombang 2024, Wakilnya Bisa dari Kalangan Nahdliyin

Nelly tidak ingin KONI tidak didukung oleh Pemerintah Kota Malang. Sebab, tahun depan Kota Malang akan berjuang di ajang pekan olahraga provinsi (Porprov). Dia pun berharap ada jalan tengah demi kebaikan KONI Kota Malang. 

"Pemerintah fungsinya kan mengayomi, kalau kemarin sinyal ketidakhadiran itu kan ya gimana cabor jadi rugi? Nanti menganggu cabor persiapan, apalagi Juli sudah mau Porprov,” ujar Nelly. 

Antusiasnya Ratusan Anak Ikut Lomba Menggambar dan Berhitung PPLIPI Pasuruan

Sementara Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) KONI Kota Malang, Yudo Nugroho menyebut perpecahan di tubuh KONI Kota Malang terlihat sejak Eddy Wahyono memimpin sidang. Saat itu, Eddy Wahyono sempat meminta beberapa pengurus untuk maju menemani, tapi tidak ada satupun yang maju. 

“Ya kalau melihat kemarin tidak ada yang mau memimpin sidang, sampai pak ketua (Eddy Wahyono) sendiri manggil-manggil orang, itu secara etis itu tidak tepat,” tutue Yudo. 

Yudo mengungkapkan alasan pengurus enggan maju ke depan. Karena pengurus telah mengetahui ada pelanggaran-pelanggaran dalam AD/ART yang tidak dipenuhi oleh KONI Kota Malang. 

“Jadi pada takut nanti akan bersitegang dengan teman-teman yang lain. Berikutnya dibalik itu pengurus-pengurus itu juga melihat kok sampai molor hampir 3 jam. Ini ada apa? Nah ternyata kan dari unsur Pemkot, Eksekutif, Legislatif yang diundang tidak pada hadir,” kata Yudo. 

Yudo mengungkapkan pengurus KONI Kota Malang jarang melakukan rapat internal. Padahal, hal tersebut dirasa sangat penting untuk membahas kelangsungan cabor. 

“Kemudian yang berikutnya kita menyadari pengurus-pengurus ini kurang diadakan rapat intern KONI, sebetulnya itu juga menjadi krusial kita tidak ada keterbukaan, sehingga musyawarah kemarin itu langsung ditetapkan oleh beberapa orang saja. Jadi memang jarang dilaksanakan rapat secara umum, nah dikala pentingnya kemarin itu sebelum dilaksanakan musyawarah kota itu harus ada raker untuk menjaring calon ketua, tapi nyatanya tidak ada,” kata Yudo.