Kasus Sambo Bisa Jadi Alasan Kuat Jokowi Rombak Habis-Habisan Polri

Politikus senior Panda Nababan
Sumber :
  • doc tvone

Malang – Kasus yang menjerat eks Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri Ferdy Sambo dalam dugaan pembunuhan ajudannya, Noriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J sudah hampir dua bulan jadi sorotan publik.

Wanita Muda Asal Jakarta Ditemukan Tewas di Bawah Jembatan Tunggulmas Kota Malang

Rekontruksi kasus pembunuhan itu pun sudah dilakukan Polri. Politikus senior Panda Nababan ikut menyoroti kasus Sambo. Menurut eks Anggota Komisi III DPR Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) itu, sudah tak relevan menanggapi rekonstruksi yang sudah dilakukan Polri pada Selasa kemarin.

Bagi dia, yang fundamental saat ini melakukan perombakan habis-habisan di tubuh Polri. Dia pun menyinggung slogan presisi Polri di bawah pimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Aksi Pencuri 'Obok-Obok' Sekolah SMA di Jombang Terekam CCTV

"Presiden perlu keluarkan instruksi, lakukan perombakan. Jadi, kalau semua lihat kantor polisi ini sekarang. Itu ada baliho-baliho presisi. Presisi ini lipstik dari pada Sigit," kata Panda dalam Catatan Demokrasi tvOne yang dikutip VIVA pada Rabu, 31 Agustus 2022.

Dia menyinggung era Polri di bawah Tito Karnavian punya slogan Promoter yang kepanjangan dari profesionel, modern, dan terpercaya. Kemudian, di era Sigit Listyo ada presisi.

Amarah Membara Karena Terbakar Api Cemburu, Jadi Motif Pria Muharto Bacok Istri

"Kalau ini berjalan, nggak akan terjadi (kasus) Sambo," tutur Panda.

Panda heran karena Polri itu sudah punya pedoman sejak lama yaitu tri brata yang dianggapnya sebagai slogan yang agung dan mulia. Belum lagi ada istilah catur prasetya.

"Tetapi, ini semua tenggelam dengan mode-mode show, promoter, presisi," ujarnya. 

Panda pun menceritakan saat masih aktif di Komisi III sempat berbeda pendapat soal Polri. Bagi dia, Polri secara institusi sudah bagus karena sebagai lembaga yang sistematis.

"Yang menjadi rusak sistem adalah Satgasassus. Dan, juga polisi sampai sekarang susah menghilangkan pengaruh jenderal-jenderal yang sudah pensiun," tuturnya. Meski sudah dibubarkan, tapi menurutnya Satgassus sudah merusak sistem. Panda kemudian menyertakan kutipan Kabareskrim Agus Andrianto dalam suatu pemberitaan majalah. 

"Ini dari Kabareskrim. Penyidik harus menolak perintah salah. Ini di bulan November. Kenapa nggak jalan ini? Lebih hebat Sambo? Nggak ada cerita," ujar Panda.

Lebih lanjut, dia menyoroti kalau divisi Propam itu sebagai polisinya polisi. Menurut dia, dari pengakuan sejumlah perwira tinggi (pati) Polri, diduga Propam bisa menentukan perkara perdata atau pidana. 

Dia bilang sejumlah pati Polri itu tak berdaya menghadapi Propam karena dianggappunya kuasa super. "Saya rasa ini kesempatan emas buat Jokowi Presiden, rombak habis-habisan," kata Panda.

Kemudian, ia tak setuju dengan mutasi dan pencopotan sebagai solusi. Bagi dia, hal itu bukan solusinya tapi perombakan Polri. "Kalau mau betul-betul rombak, perbaiki," ujar eks wartawan tersebut. 

Kata dia, Jokowi sebagai Presiden mestinya sudah paham soal perombakan Polri. 

"Perombakan ya tahulah Presiden itu, tak usah diajari. artinya apakah mesti ganti Kapolri, atau ganti ini," lanjutnya. Panda menyarankan agar memilih orang yang berkredibilitas di tubuh Polri. Ia bilang masih banyak pati yang bersih, "Banyak polisi-polisi yang saya tahu, bersih. Bintang jenderal-jenderal yang bersih juga banyak," sebutnya.