Mengenal Tugas Crime Hunter 'Singo Mbatu' yang Digawangi Aiptu Tony Rudianto
- Arsip Aiptu Tony Rudianto.
Batu, VIVA – Berani kepada pelaku kejahatan, berani meninggalkan keluarga, dan cepat mengambil keputusan di lapangan. Mungkin itulah moto yang harus dipedomani oleh anggota Reserse Mobile (Resmob) Satreskrim Polres Batu.
Resmob Kota Batu yang memiliki julukan 'Singo Mbatu' beranggotakan tujuh orang tak kenal takut yang menjadi garis terdepan jika sewaktu-waktu Kota Batu mendapat ancaman aksi kriminal yang bisa merugikan masyarakat.
Seperti diketahui Resmob memiliki tugas pokok melakukan pengejaran, penangkapan dan penggeledahan serta penyelidikan.
Dalam pengejaran dan penangkapan pelaku kejahatan, sering kali mereka berada di situasi berbahaya. Proses memburu kejahatan, meski sering dikisahkan dalam film ataupun cerita fiksi, menjadi sebuah gambaran betapa reserse adalah bidang yang penuh risiko.
Tentu, reserse merupakan lingkungan kerja yang membutuhkan nyali dan jiwa pengabdian yang tinggi. Sering kali mereka berhadapan dengan pelaku kejahatan, dari penjahat kelas teri hingga kelas kakap. Ia harus siap berduel secara fisik dengan penjahat yang sudah nekat untuk mati. Sifat dasar manusia yang ingin bebas, menjadi hal dominan pada diri penjahat ketika akan ditangkap.
Bisa terbayang bagaimana keseharian tugas yang dihadapi petugas resmob. Makanya sering terlihat pegangan utama anggota resmob yaitu senjata, borgol dan sejenisnya. Senjata tersebut digunakan untuk pertahanan diri atau menyelamatkan orang lain.
Seperti yang disampaikan oleh Kanit Resmob Satreskrim Polres Batu, Aiptu Tony Rudianto. Anggota resmob harus berani, terlebih kepada para pelaku kejahatan yang sering kali beraksi nekat. Ketika bertugas reserse ibarat menempatkan satu kaki di kuburan dan satu kaki di penjara.
"Apapun resikonya, kami siap menjalankan tugas demi melindungi masyarakat. Karena itu adalah motivasi utama kami, menangkap penjahat," katanya, Sabtu 3 Februari 2024.
Ucapan Aiptu Tony tentu tak bisa diragukan, loyalitasnya kepada tugas nampaknya tak bisa diukur dengan kata maupun sebuah penghargaan. Pasalnya Aiptu Tony pernah mengejar pelaku pencurian sepeda motor yang mempersenjatai diri dengan bom ikan (Bondet).
"Mungkin pengalaman pada Selasa 16 Maret tahun 2021 di Jalan Raya Moh Hatta, Desa Pendem tak bisa saya lupakan. Waktu itu saya mengejar dua pelaku curanmor sendirian," ujarnya.
Kejar-kejaran pun terjadi, ketika hendak ditangkap pelaku sempat melawan dengan senjata tajam, setelah terjadi baku hantam Aiptu Tony berhasil mengamankan pelaku. Tapi naas, ketika melakukan penggeledahan dengan posisi tengkurap tiba-tiba bondet yang dililitkan di pinggang pelaku meledak.
"Akibat ledakan itu tangan kiri saya terluka parah dan hancur. Selain itu kaki kiri saya juga terluka akibat ledakan yang ditimbulkan. Semua saya lakukan demi melindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang meresahkan," tuturnya.
Dari kejadian tersebut pria yang biasa disapa Paman Lung ini sempat dirawat di RS Bhayangkara Hasta Brata dan memulihkan diri berbulan-bulan. Apresiasi diberikan oleh Kapolres dan Kasat Reskrim kala itu, hingga Polda Jatim. Banyak tawaran untuk pindah tugas kepadanya, namun ia enggan.
"Walaupun keadaan saya tidak seperti dulu, saya tetap semangat bertugas di resmob. Tidak ada rasa takut sedikit pun kepada para pelaku kejahatan. Karena saya bersama anggota ingin memastikan bahwa tidak ada tempat bagi pelaku tindak pidana di wilayah hukum Polres Batu sesuai instruksi pimpinan kami. Pesan saya jangan takut melapor bila menjadi korban kejahatan," tuturnya.