Tujuhbelasan Sunday Funday Fest Lahirkan Startup Pengelolaan Limbah Berbasis IoT

Tempat sampah e-Bin, pengelolaan limbah berbasis IoT
Sumber :
  • Viva Malang/Uki Rama

Secara teknis, tempat sampah e-Bin memiliki sistem monitoring karena ada sensor khusus. Saat sampah sudah penuh akan muncul pesan atau notifikasi pada website yang terhubung pada nomor Whatsapp yang tersambung. 

Jangan Lewatkan! Live Streaming Indonesia vs Guinea di FIFA Plus, Vision+ dan RCTI+

"Lalu di tempat sampah kita itu ada sistem monitoring, ada sensornya, misal tempat sampah sudah penuh itu akan masuk pada website dan notifikasi WA kami. Dimana kalau sudah full nantinya akan kami pickup, nanti kami pilah dan akan kami setorkan kepada mitra-mitra untuk di-recycle sampah-sampahnya," tutur Hilda. 

Dibutuhkan waktu 1 minggu untuk membuat bilik sampah e-Bin oleh anggota tim yang memiliki kompetensi di bidang IT. Tempat sampah e-Bin memiliki kapasitas 120 liter setiap biliknya.

Disangka Guyonan, Rizky Boncell Tegaskan Serius Maju Calon Wakil Wali Kota Malang

"Untuk proses pembuatan tempat sampah dari bagan tempat sampah hingga pemasangan sensor kurang lebih satu minggu. Kita dibantu satu vendor, sedangkan untuk pemasangan sistem IoT-nya dari tim sendiri, untuk pemasangan sensornya juga," katanya. 

Satu unit tempat sampah e-Bin dibandrol dengan harga Rp3 juta. Pembeli bisa menambah fitur sesuai keinginan lainnya. Saat ini tempat sampah e-Bin sudah dilirik oleh salah satu rumah sakit yakni RS Bhayangkara Hasta Brata, Kota Batu

Jelang Penutupan Pendaftaran Calon Bupati, Sumrambah dan Gus Han Resmi Daftar di Demokrat Jombang

"Kita sudah ada obrolan dengan pihak Rumah Sakit Bhayangkara, yang dimana mereka fiks membeli di kita sejumlah 3 unit tempat sampah dengan sistem monitoring, dan kemungkinan di rumah sakit akan menambah fitur yang dimana sensor suara," kata Hilda.