Replika Trem di Kayutangan Pengingat Sejarah Transportasi Kota Malang

Replika kereta trem hiasi Kayutangan Heritage
Sumber :
  • Viva Malang

Malang – Replika kereta trem menjadi obyek baru berswafoto bagi wisatawan yang sedang berlibur ke Kayutangan Heritage. Replika trem ini terpajang di Zona Tiga Kayutangan Heritage atau disamping Bundaran patung Chairil Anwar. 

Diajak Nonton Bokep Bareng, 2 Pelajar SD di Jombang Dicabuli Saudaranya

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Dandung Djulharjanto mengatakan bangunan itu sebagai pengingat. Dahulu di sepanjang jalan Kayutangan terdapat lintasan trem. Dimana trem saat itu menjadi transportasi massal masyarakat. 

Pada tahun 1914 di era penjajahan Belanda terdapat jalur trem yang menghubungkan Malang hingga Pasuruan. Lalu saat pembangunan Kayutangan Heritage zona satu juga ditemukan bekas jalur trem yang terpendam di bawah tanah. 

Tumbang di Tangan Indonesia U23, Pelatih Australia U23 Akui Garuda Muda Buat Pemainnya Frustasi

"Akhirnya kami membuat replika gerbong itu disana sebagai penanda kawasan itu punya sejarah panjang. Seperti diketahui saat melakukan penggalian di kayutangan ada bekas jalur trem, jadi itu lebih kepada replika trem dari jaman dahulu," kata Dandung, Jumat, 2 Desember 2022.

Dalam sejarahnya, Kayutangan pada zaman penjajahan merupakan kawasan pusat perdagangan, sentra produksi dan pemukiman warga Belanda dan Eropa. Fungsi trem selaij membawa muatan barang, juga dulunya memuat orang dengan jalur lintasan tertentu.

Gasak Australia U23, Shin Tae-yong Puji Mentalitas dan Solidnya Permainan Indonesia U23

Trem pada zaman itu dikelola oleh Malang Stroomtram Maafschappij (MSM) yang terpusat di kawasan Blimbing dan Jagalan. Panjang lintasan seluruhnya diperkirakan mencapai sekitar 6 kilometer. Kala itu, Belanda sudah membuka jalur kereta ini sejak 15 Februari 1903 dan ditutup kisaran pada tahun 1959 silam.

"Cuma satu di bangun disitu saja, tujuannya penanda bahwa dikawasan itu pernah menjadi jalur trem jaman kolonial Belanda, dan barangnya (rel) masih ada di bawah (tanah) itu. Bentuknya tidak sama persis dengan trem pada saat itu, tapi setidaknya punya gambaran seperti itu," ujarnya.