Cabe Mahal, Jadi Berkah Bagi Produsen Bumbu Pecel di Jombang Karena Omzet Naik
- Elok Apriyanto / Jombang
"Pesanan meningkatnya dua kali lipat, pesanannya makin banyak. Cabainya tetap, tidak dikurangi pedasnya. Tapi memang untungnya sedikit, tapi banyak yang nambah pesanannya, jadi masih untung," tutur Miani.
Ia mengaku harga cabai saat ini semakin mahal. Namun harga bumbu pecel kemasan masih dibandrol dengan harga yang murah dan terjangkau. Ia mengatakan, penjualan bumbu pecel kemasan ini menyebar hingga ke luar Jombang. Omzet yang di hasilkan hingga jutaan rupiah per bulannya.
"Sekarang harga cabainya naik dua kali lipat. Sekarang Rp75 ribu (per kilogram) kemarin-kemarin nya masih Rp35 ribu. Kalau bumbu pecel ini perbungkusnya Rp9 ribu hingga Rp10 ribu. Ini (bumbu pecel kemasan), dijual ke Jombang, Mojokerto, hingga Jakarta dan Surabaya. Omzetnya Rp7 juta rupiah per bulannya," ujarnya.
Sementara itu, salah satu konsumen bumbu pecel kemasan Ismahani Putri (26 tahun) mengaku sengaja membeli bumbu pecel kemasan karena lebih praktis dan sebagai solusi mengatasi mahalnya harga cabai.
"Ini beli bumbu pecel, ini kan cabai lagi mahal, ya buat antisipasi lah," kata Putri.
Ia menjelaskan kenaikan harga cabai rawit merah dan cabai merah keriting besar sungguh diluar nalar. Karena naiknya secara tiba-tiba. Membeli bumbu pecel jadi dianggap sebagai solusi di tengah harga cabai mahal.
"Kemarin itu masih Rp35 ribu sekarang jadi Rp70 ribu, saya lebih memilih yang instan saja, yang jadi maksudnya biar tidak ribet-ribet masak dan cabainya juga sekarang mahal. Jadi lebih hemat beli bumbu pecel saja," katanya.