Penjualan Pertamax Green 95 di Surabaya Tinggi, Bakal Dipasarkan Hingga ke Malang

Ilustrasi pengisian BBM di SPBU Ciliwung, di Kota Malang.
Sumber :
  • Viva Malang/Uki Rama

Malang, VIVA – PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga resmi meluncurkan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax Green 95 pada Juli 2023 lalu. Produk ini awalnya diujicobakan di 5 SPBU di DKI Jakarta dan 10 SPBU di Surabaya

Warga Nganjuk Beli LPG di Jombang Sebabkan Kelangkaan, Ini Kata Pertamina

Area Manager Comm Rel & CSR PT Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi mengatakan, bahwa perlahan mereka terus mencoba memasarkan Pertamax Green. Dari sebelumnya 10 SPBU kini sudah menjangkau 12 SPBU di Surabaya. 

Ujicoba belum 3 bulan sudah menambah 2 SPBU. Bahkan angka penjualan di seluruh Surabaya mencapai 5.500 liter Pertamax Green per hari. Ada beberapa alasan mengapa penjualan cukup tinggi. Salah satunya Surabaya menjadi daerah pembelian BBM non subsidi cukup tinggi. 

Isi BBM di SPBU, Mobil Warga Jombang Terbakar

"Pertama minat konsumen kepada pertamax ini cukup tinggi. Jadi di wilayah yang memang pembelian BBM non subsidi itu banyak lebih banyak peminatnya. Karena biasanya yang beli itu punya kesadaran kepada sesuatu yang lebih ramah lingkungan cara berpikirnya sudah ke arah ke sana. Jadi seberapa besar atau kecil kontribusi yang dia berikan kepada lingkungan itulah yang menjadi nilai lebih," kata Ahad.

"Itu juga kita pelajari terus makanya memang kita juga menempatkan SPBU-SPBU dengan cara yang pelan-pelan dan sepahaman serta minat dari masyarakat," tambah Ahad. 

BBM Non Subsidi Alami Penurunan Harga, Berikut Daftarnya

Ahad mengatakan bahwa sebenarnya tidak ada target penjualan Pertamax Green 95 karena masih produk baru. Mereka juga masih terus melakukan evaluasi meski kini angka penjualan di Surabaya mencapai 5.500 liter per hari. 

"Tapi jika melihat jumlah outletnya bertambah berarti kan penerimaannya baik. Ini kan belum 3 bulan sudah nambah 2 di asumsikan saja ini kan bisa bertambah banyak Surabaya menjadi pilot project bersama Jakarta karena karena bio etanol diproduksi oleh PTPN di Mojokerto jadi Surabaya memang dekat dengan sumber produknya," ujar Ahad. 

Halaman Selanjutnya
img_title