Cerita Unik Dibalik Mie Bakar Celaket, Kuliner Khas Kota Malang

Mie Bakar Celaket
Sumber :
  • Viva Malang

MalangMie bakar Celaket kini menjadi kuliner khas yang wajib dikunjungi saat berlibur di Malang Raya. Mie bakar Celaket yang didirikan pada 2016 lalu kini menjadi salah satu destinasi kuliner favorit yang tidak lengkap jika belum mencicipinya. 

Tahun Ini Jumlah Pendaftar Mahasiswa Internasional di UMM Meningkat Drastis

Ternyata ada kisah perjuangan sang owner Isminarto (50 tahun) sebelum sukses menjelma menjadi kuliner hits di Malang. Pria asli Celaket atau Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kota Malang itu awalnya hanya berdagang mie instan dan kopi di rumahnya. 

Suatu ketika saat dirinya melayani tamu pembeli mie instan mie yang dia masak tumpah ke kompor. Mie itu dia sendirikan dan terpaksa membuatkan baru kepada pelanggannya itu. Setelah itu dia mencoba berinovasi dengan sekalian membakar mie yang tumpah itu. 

Kampung Wirausaha Nusantara Jadi Cara Grand Master Coach Dr Fahmi Naikan UMKM

"Ternyata mie jika dibakar itu enak. Dan saya langsung cari formulanya bagaimana caranya bisa menjual mie bakar. Saya bertemu banyak orang mencari saran dan memperdalam bagaimana sih kita membuat mie bakar yang sebenarnya sudah ada tapi ini yang lain daripada lainnya," kata Isminarto, Minggu, 11 Desember 2022. 

Isminarto diawal berdagang hampir 1 tahun menjual Mie Bakar mengandalkan bungkus dari kertas minyak atau kertas bungkus pada umumnya. Suatu saat dia bertemu dengan rekannya dan diberi saran bahwa untuk naik kelas dia harus mengemas dengan cara yang bagus, elegan dan sehat. 

Tahun Ajaran Baru, Produsen Tas Kotak Pensil di Jombang Ramai Pesanan

"Akhirnya saya ubah dari kertas bungkus yang biasa menjadi pakai aluminium foil. Pertama bisa langsung dibakar di atas aluminium foil, kedua ternyata bisa lebih awet ketimbang kertas bungkus yang biasa. Bahkan bisa dikirim ke luar kota," ujar Isminarto. 

Dari 2 Kilogram kini 200 kilogram mie per hari

Isminarto mengatakan perjalanan membangun usaha kulinernya terus dia kembangkan. Awalnya usaha ini dia rintis bersama 3 karyawan. Dirinya sendiri, ibu mertua, bibi, dan orang lain. Pertama kali dia produksi mie bakar hanya menghabiskan 2 kilogram mie. Perlahan hingga 2022 ini dia menghabiskan 200 kilogram mie per hari dan kini sudah memiliki dua outlet. 

"Dulu itu ya cuma 2 kilogram, sekarang allhamdulilah 200 kilogram. Karyawan dari 4 orang kini 40 orang. Kalau outlet allhamdulilah masih 2. Sekarang kami setiap hari sekitar 1.300 porsi, kalau awal-awal ya puluhan saja," tutur Isminarto. 

Isminarto menuturkan bahwa kunci keberhasilannya adalah terus melakukan transformasi pelayanan. Dia berusaha selalu melakukan penyempurnaan dan berinovasi dengan menerima masukan dari rekan-rekannya dan orang lain. 

"Iya mulai dari bungkus makanan. Selalu berdiskusi dengan teman. Bahkan dulu itu kalau makan di kafe dibakarnya di atas piring atau meja pelanggan. Tetapi ternyata itu ribet dan kita coba bakar dulu sebelum disajikan dan ternyata pelanggan tidak ada persoalan. Allhamdulilah terus ramai," kata Isminarto. 

Kawinkan resep Jawa dan Eropa

Untuk rasa dia mencoba mendobrak lidah pelanggan dengan gabungan bumbu masakan Jawa yakni mie godok dengan olahan mie Eropa ala masakan pasta. Semangatnya adalah masakan Jawa tradisional itu kuat dirempah tidak begitu banyak mengandalkan MSG (Monosodium glutamat). 

Sedangkan masakan Eropa kaya akan keju atau mozzarella. Kemudian dicampur dengan daging asap atau aneka toping lauk lainnya. Seperti cumi, ikan, sosis, bakso hingga aneka seafood. 

"Jadi saya punya tekad mengkawinkan bakmie Jawa dan masakan Eropa tastenya kita ambil. Bumbu pakai khas Jawa yang identik dengan kecap, tapi saus, mozzarella dan lainnya pakai taste Eropa," kata Isminarto. 

Mie bakar celaket sendiri saat ini sudah ada 20 varian menu, yang paling laris hingga saat ini adalah varian daging asap mozarela. Untuk harga yang ditawarkan di mie bakar celaket ini mulai dari harga Rp19 ribu hingga Rp 30 ribu.