RSSA Lakukan Penelitian Penyebab Mata Merah Korban Tragedi Kanjuruhan

RSSA Lakukan Penelitian Penyebab Mata Merah Korban Tragedi Kanjuruhan
Sumber :
  • Viva Malang

<p>Malang – Tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022 menorehkan sejarah kelam bagi dunia sepak bola.

Pedagang Mengeluh, Ada Dugaan Kecurangan Pembagian Bedak Pasar Among Tani

Terbaru, ada 135 orang yang diketahui meninggal dunia dan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Tak sedikit korban yang mengalami luka pada area mata, yang sampai saat ini masih dalam penelitian.

Jurus Jitu Pemkot Batu Raih WTP 9 Kali Berturut-turut

“Saat ini kita sedang meneliti khusunya yang dimata ya, karena sampai saat ini tidak ada satu pun dari korban tersebut mengalami gangguan penglihatan dengan gas air mata tersebut. Itu yang bisa kita simpulkan untuk sementara,” ujar dr. Syaifullah Asmiragani, Sp. OT (K) SPINE, Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSSA Kota Malang, Senin, 24 Oktober 2022.

Menurutnya, dibutuhkan waktu sekitar tiga sampai empat minggu agar kondisi mata korban kembali normal.

Jangan Lewatkan! Live Streaming Irak U23 vs Indonesia U23 di RCTI dan Vision+

“Sudah banyak menurun sekarang, karena memang keluhannya sudah banyak berkurang. Itu bersifat temporan karena disebabkan iritan dari bahan gas air mata, yaitu yang bersifat kimiawi basah," kata dia.

"Jadi trauma kimia di mata itu ada dua, asam dan basah. Jika mengalami trauma basah tidak perlu mengalami perawatan khusus, cukup di cuci dan diberi obat nanti radangnya sudah selesai,” imbuhnya.

Selain itu, menduga, penyebab dari mata merah pada korban bukan disebabkan oleh gas air mata.

Saat ini kondisi dari beberapa korban sudah menunjukan peningkatan dan sedang melakukan rawat jalan untuk melihat serta mempercepat proses penyembuhan.

“Mereka melakukan kontrol disini dan alhamdulillah hasil klinisnya sudah banyak yang membaik," papar dia.

"Semua pasien yang mengalami trauma dilaporkan ke kita, jadi sekarang sudah ada perbaikan. Tidak ada satupun dari mereka yang mengalami gangguan penglihatan, jadi ini sifatnya iritasi pada mata yang bersifat ringan dan sedang,” tegasnya.