Terima Keluhan Warga Sigura-gura Residence, DPRD Minta DPUPRPKP Periksa Drainase Hotel

DPRD Kota Malang saat melakukan peninjauan di Sigura-gura Residence
Sumber :
  • VIVA Malang

Malang, VIVA – Ketua Komisi C DPRD Kota Malang Fathol Arifin meminta Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang memeriksa jaringan drainase yang melintas di sekitar kawasan Hotel Ubud. Sebab, drainase ini terhubung dengan drainase di Perumahan Sigura-gura Residence. 

DPRD Kota Malang sendiri baru saja menerima keluhan warga Perumahan Sigura-gura Residence beberapa waktu lalu. Warga mengeluh sering terjadi banjir di kawasan mereka bahkan pernah sampai setinggi leher orang dewasa pada akhir 2023 lalu. 

Mendapat keluhan warga Perumahan Sigura-gura Residence. DPRD Kota Malang langsung meninjau lokasi perumahan Sigura-gura Residence yang berada pada Jumat, 31 Mei 2024 kemarin. 

"Kemudian tinggal kita nanti melihat secara langsung drainase yang lewat bawahnya Hotel Ubud itu seperti apa nanti," kata Fathol. 

Informasi yang diterima DPRD Kota Malang saat melakukan peninjauan, ada jaringan drainase dari Sigura gura Residence yang melintas di Hotel Ubud. Jaringan drainase itu menuju aliran Sungai Metro dengan panjang kurang lebih 200 meter. Namun soal informasi ini mereka menyerahkan ke DPUPRPKP Kota Malang. 

"Apa betul 1,5 meter (dilebarkan) jadi dua meter atau bagaimana saya tidak tahu persis. Nanti juga perlu PU (DPUPRPKP untuk memastikan), punya alat seperti apa nanti rekom kita seperti itu. Lha tinggal kami akan rapatkan bersama dengan PU kaitan ini nanti," ujar Fathol. 

Fathol mengingatkan pemerintah tidak boleh abai jika ada aktivitas yang diduga menabrak aturan. Dia menyebut, pemerintah harus melakukan pengawasan atas aktivitas pembangunan yang berlangsung di Kota Malang. 

"Sebetulnya pemerintah tidak boleh melakukan pembiaran terhadap setiap aktivitas warga yang sejak awal sudah melanggar. Ketika awal sudah dibiarkan akhirnya sampai seperti ini. Terkesan ada pembiaran," tutur Fathol. 

Manajer Hotel Ubud, Dowfan mengatakan banjir yang terjadi pada akhir 2023 disinyalir akibat jebolnya salah satu tanggul di area tersebut bukan karena konstruksi bangunan Hotel Ubud. 

"Korelasinya sama banjir kemarin ya, yang jelas ubud (hotel) bukan penyebab banjir kemarin. Penyebab banjirnya adalah jebolnya tanggul," kata Dowfan. 

Dowfan mengungkapkan, saat banjir terjadi justru pengelola Hotel Ubud yang pertama kali melakukan penutupan tanggul. Termasuk melakukan pelebaran ukuran drainase dari semula 1 meter kali 1,5 meter menjadi 1 meter kali 2 meter. 

"Drainase yang ada di kami, semua kami pelihara juga kita perbesar semua pasca banjir kemarin. Yang jelas fungsi dari drainase tidak berubah sama sekali. Hari H (setelah banjir akhir 2023) kita langsung pasang semen. Kemudian H+1 kita langsung bangun tanggul ulang, kita perkuat. Kita kooperatif saja, menyesuaikan saja. Nanti saya lihat saja gimana hasil survei dari PU," ujar Dowfan.