Rentetan Kejadian Kelam Terjadi, Indonesia Diminta Ruwatan
- Istimewa
"Sudah saatnya kita sebagai bangsa melihat kembali pilihan strategi kebudayaan. Sebab, seluruh tata hidup yang kita bentuk dan kita jalankan mencerminkan kebudayaan bangsa," ujarnya.
SKI sebagai organisasi masyarakat, kata Jati, memaknai rangkaian peristiwa kelam tersebut sebagai peringatan dari Tuhan Yang Maha Kuasa, agar bangsa mawas diri. Jati menjelaskan, mawas diri berarti memeriksa dengan seksama segala perilaku atau tindak tanduk bangsa.
Ujung dari tindakan mawas diri adalah merumuskan kembali eksistensi manusia Indonesia. "Sikap mawas diri, selalu menjaga nilai-nilai kepatutan serta keteladanan perilaku, merupakan sikap dan tindakan yang dibutuhkan bangsa ke depan," ujarnya.
SKI, kata Jati, berharap agar kejadian yang menimpa nama-nama besar pemimpin institusi itu tak terulang lagi di masa mendatang. Pelajaran yang dapat dipetik dari rangkaian peristiwa kelam tersebut juga diharapkan berguna untuk menata hidup bersama sebagai bangsa.
"Jika merujuk pada tradisi, setelah terjadinya momen-momen kelam tersebut, bangsa Indonesia mungkin perlu 'meruwat' dirinya," ujar Jati.
'Ruwatan' yang diusulkan itu menjadi semacam prosesi untuk membuang memori buruk secara kolektif agar bangsa Indonesia bisa lebih fokus menghadapi berbagai tantangan di masa depan.
Terlebih lagi, tahun 2023 diprediksi bakal menjadi tahun yang sulit karena dunia sedang memasuki masa resesi.