Menelusuri Elektabilitas Calon Wali Kota Malang di Akar Rumput, Paslon WALI Masih Tertinggal
- VIVA Malang / Uki Rama
''Keduanya tidak punya catatan buruk dan latar belakang kepentingan politik di masa lalu. Saya lihat Sam HC juga figur pengusaha independen yang punya semangat dan perjuangan yang otonom,'' kata dia.
Hal senada dikatakan Pujianto, pelaku UMKM di Kota Malang yang hingga kini masih bingung dengan pilihannya. Hanya saja, ia cenderung memilih paslon yang benar-benar diketahuinya.
''Misal Abah Anton itu sudah jelas kenal, tapi dia kan punya masa lalu (korupsi), tapi pendukung banyak karena dari dulu sellau peduli Wong Cilik. Misal Mbak Ganis, masih oke juga, mewakili anak-anak muda seperti saya,'' ujarnya.
Sementara, preferensinya terkait paslon WALI justru cenderung minim. Ia mengaku tidak banyak tahu tentang sosok kedua paslon ini. Bahkan secara 'bungkus' saja, dirinya belum menemukan rasa sreg.
"Tahunya Pak Wahyu pernah jadi Pj. Kalau Ali, saya gak tahu. Kayak gimana ya, saya gak ada merasa dekat gitu, harusnya kan ada ya rasa cocok dan sreg-nya gitu. Kalau mau dijagokan, ya ngapain, orang gak tahu. Saya masih gak minat, cari yang pasti aja lah," katanya.
Kesan buruk bahkan dimaknai oleh Aris, warga Jalan Mawar yang merasa tidak cocok dengan cara kampanye paslon WALI. Mulai menegaskan irisannya dengan pemerintah pusat, memberi sembako murah hingga pemberangkatan ziarah wali.
''Saya sebagai anak muda males liat cara-cara kayak gitu. Gimana ya kayak gak ada cara lain aja gitu. Apalagi saya juga dengar gosipnya dia ini minta bantuan Kaesang sama bapaknya itu, Pak Jokowi. Belum jadi aja udah panggil bapak, apalagi udah jadi. Males liat begitu" katanya.