Busyro Muqoddas : Muhammadiyah Tidak Anti Politik

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Busyro Muqoddas
Sumber :
  • Humas UMM

MalangKetua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Busyro Muqoddas menegaskan Muhammadiyah tidak anti partai politik karena dalam sejarah tidak ada ideologi yang mempertentangkan keduanya. 

Usai Debat, Abah Anton Sebut Ada Ketidaknetralan Institusi di Pilwali Kota Malang

"Sebagai organisasi, Muhammadiyah tidak lepas dari intensitas habluminallah dan habluminannas. Pun dengan kegiatan politik terutama pada bidang politik kreatif, maka kita harus lebih hikmah. Kata hikmah di sini merupakan perpaduan antara kepekaan qolbun salim dan kepekaan akal waras atau akal budi,” kata Busyro. 

Sebelumnya, konsolidasi Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) se pulau Jawa digelar di Kapal Garden Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada, Rabu, 17 Mei 2023. Konsolidasi ini menjadi upaya Muhammadiyah dalam menyongsong tahun politik 2024.

Minimalkan Exodus dan Pemilih Ganda pada Pilkada 2024, KPU Gelar Sosialiasi

Busyro mengatakan, walaupun Muhammadiyah bukan partai politik, namun memiliki tradisi demokrasi yang baik. Bahkan Muhammadiyah juga mengambil peran dalam proses demokratisasi. 

“Sebagai salah satu unsur chief strategy officer (CSO). Muhammadiyah tetap akan memasang posisi menjaga jarak. Apalagi melihat politik praktis seperti sekarang. Muhammadiyah akan tetap konsisten untuk memperkuat jati dirinya, menebar kebermanfaatan pada masyarakat karena hal itu adalah amanat Allah dan amanat muktamirin,” ujar mantan wakil ketua KPK ini.

Simak! Ini Jadwal dan Tema Debat Paslon di Pilkada Kota Batu

Konsolidasi ini menjadi yang pertama dan akan disusul di lima regional lainnya. Hingga nanti akan berakhir pada rakernas pada Agustus mendatang. Dalam kesempatan itu, LHKP Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jatim juga meluncurkan platform Maklumat.id. Situs ini merupakan media online yang menjadi corong umat, khususnya yang berkaitan dengan politik. 

Sementara, Rektor UMM Fauzan mengatakan, yang paling penting dari agenda konsolidasi ini adalah hasil akhir. Dalam hal mempersiapkan kader dari Muhammadiyah, LHKP perlu menggunakan paradigma yang berbeda, agar para kader nantinya bisa diterima dari khalayak manapun.

“Seperti halnya Universitas Muhammadiyah Malang yang telah banyak melakukan kerjasama dengan banyak pihak. Misalnya saja dengan sederet pemerintah daerah untuk membantu dan berkontribusi langsung di daerah terkait. Memberikan masukan di banyak aspek dan sektor. Terbaru, UMM telah berkolaborasi dengan Pemkab Tabanan mengenai Subak di Bali,” tutur Fauzan.