Mahasiswa UB Anggap Erick Thohir Tidak Pantas Terima Gelar Doktor HC

Demo Amarah Brawijaya menolak Menteri BUMN Erick Thohir
Sumber :
  • Viva Malang

Malang – Puluhan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menolak pemberian gelar Doktor Kehormatan atau Honoris Causa untuk Menteri BUMN Erick Thohir. Massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Resah Brawijaya (Amarah Brawijaya) ini melakukan demonstrasi di depan Gedung Samanta Krida, tempat berlangsungnya pemberian gelar HC, Jumat, 3 Maret 2023. 

Live Streaming Indonesia U23 vs Uzbekistan U23 di RCTI dan Vision+

Perwakilan massa aksi dari Amarah Brawijaya, Pernantian Ginting mengatakan, bahwa setidaknya ada 3 tuntutan yang ditujukan untuk Erick Thohir dan Universitas Brawijaya. Tuntutan pertama mereka meminta kampus untuk mempertahankan marwahnya untuk mempertahankan integritasnya dan tidak ikut dalam intervensi politik.

"Kemudian menuntut Universitas Brawijaya menunjukan sikap netralitas dalam Pemilu 2024. Menurut pengamatan kami ada indikasi ke Pemilu 2024," kata Ginting.

KONI, Dindik, dan DPRD Gelar Hearing Persiapan Porprov 2025, Ini Pembahasannya

Selain itu, mahasiswa menilai Erick Thohir tidak pantas menerima penghargaan doktor kehormatan ini karena tidak mempunyai sikap jelas dalam penanganan Tragedi Kanjuruhan. Padahal jumlah korban jiwa dalam Tragedi Kanjuruhan sebanyak 135 jiwa. 

"Kemudian terakhir menuntut UB dan Erick Thohir mengeluarkan sikap atas Tragedi Kanjuruhan," ujar Ginting. 

Abah Anton Mengaku Tak Kapok Maju Pilwali Meski Pernah Tersandung KPK

Mahasiswa yang melakukan demonstrasi sempat mendapat tindakan represif dari pihak keamanan. Mereka dihalang-halangi untuk bertemu langsung dengan Erick Thohir. Hasilnya, mereka hanya melakukan aksi demonstrasi dari jarak sekitar 100 meter dari gedung Samanta Krida. 

"Hingga hari ini tentang aspirasi mahasiswa kami dibatasi dan dihalangi menyampaikan aspirasi kita. Sehingga kita tidak bisa bebas menyampaikan aspirasi kita terkait keberatan atas pemberian gelar Honoris Causa ke Erick Thohir," tutur Ginting. 

"Tadi sempat ada tindakan represif pihak aparat, dan juga keamanan kampus. Mereka membatasi kita menyampaikan aspirasi," tambahnya. 

Mahasiswa bahkan menyebut alasan pihak keamanan yang melarang mahasiswa untuk demo tidak beralasan. Sebab, massa Amarah Brawijaya melakukan aksi damai dan tidak mengganggu ketertiban dan keamanan kampus. 

"Dan tidak ada alasan mereka mengatasnamakan demi keamanan dan ketertiban padahal masa aksi tidak ada yang mengganggu ketertiban dan keamanan kampus. Keamanan mengatasnamakan protokol, kami minta aturan protokol dan mereka tidak bisa menunjukan. Sehingga jelas aturan protokol tidak ada dan mereka dikondisikan oleh atasan UB," kata Ginting.