Jadi Korban Arisan Bodong, Emak-emak Geruduk Rumah Warga Jombang
- Elok Apriyanto / Jombang
Karena mengalami kerugian, ia pun dengan korban arisan bodong lainnya, mendatangi kantor Desa Godong, untuk meminta bantuan, dan malaporkan peristiwa yang dialaminya.
"Sama mbak ST ini dikumpulkan di Balai Desa, itu tanggal 20 Desember 2024, malam. Dan di situ dia bilang kalau mau membayar tanggal 31 Januari 2025, namun sebelum tanggal itu, kita dikumpulkan lagi sama mbak ST, sama ngajak pengacara, dan di situ mbak ST bilang kalau mau menyicil," katanya.
Namun hingga sekarang uang yang dijanjikan ST tak kunjung dibayar, justru ST tak ada di rumah dan di luar Jombang. Bahkan 3 nomer handphone yang dimiliki ST semuanya tidak aktif.
Dalam grup whatsapp arisan yang diblokir ST, ada 9 orang anggota dan semuanya belum terbayar arisannya. Sehingga kerugiannya diklaim mencapai ratusan juta rupiah.
"Anggota di grup itu ada 9 orang tapi sebenarnya lebih anggotanya, cuman orang-orang ini gak punya Hp. Kalau saya itu Rp5 juta, ada yang Rp3,5 juta, ada yang Rp6,5 juta, ada yang Rp14 juta, ada yang Rp20 juta," tuturnya.
Saat ditanya bagaimana modus operandi yang dilakukan ST. Dia menuturkan bahwa para anggota grup dijanjikan fee, sebesar Rp200 ribu dengan harga arisan yang menggiurkan.
"Kita dijanjikan mau diberi fee, jadi kalau arisannya Rp5 juta dijual Rp4 juta, dan nanti kita dapat fee Rp200 ribu ada yang Rp300 ribu, modusnya gitu," katanya.