Pelajar MA Swasta di Jombang Demo Buntut Dugaan Pencabulan oleh Kepala Sekolah

Pelajar Madrasah Aliyah saat unjuk rasa di sekolah
Sumber :
  • VIVA Malang (Elok Apriyanto/Jombang)

Jombang, VIVA – Pelajar Madrasah Aliyah swasta di Desa Catakgayam, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, melakukan aksi demo di sekolahnya sendiri pada Rabu 13 November 2024.

IRT di Jombang Lapor ke Polisi Usai Ketahui Suaminya Poligami dengan Kades

Aksi unjuk rasa pelajar itu menjadi buntut adanya dugaan pencabulan yang dilakukan oleh kepala sekolah setempat, terhadap muridnya sendiri.

Dalam aksinya, pelajar MA Darul Faizin, yang didampingi para orang tuanya itu, menuntut Ketua Yayasan, Darul Faizin As-Syalafiyah, dan Kepala Sekolah mundur dari jabatannya.

Program Dasawisma WarSa Dianggap Tak Relevan di Era Modern Dibanding Program RT RW MuRah

Muhammad Rifqi Adhim (17), mengatakan aksi demo yang dilakukan para pelajar dan wali murid itu memiliki tujuan untuk menurunkan Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah, yang menyengsarakan pelajar.

"Kami ingin menurunkan ketua yayasan dan kepala sekolah. Ketua Yayasan memiliki sifat arogan dan Kepala Sekolah yang sering membuat hal tidak senonoh kepada siswi," katanya.

2 Desa Di Jombang Porak-Poranda Diterjang Angin Kencang

Lebih lanjut, ia mengatakan perilaku arogan Ketua Yayasan dan tindakan tidak senonoh oknum kepala sekolah yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap salah satu siswi.

"Seperti contoh memeluk, mencolek pinggang siswi atau bahkan hal-hal lain. Untuk Ketua Yayasan itu arogan. Pernah memukul siswa dengan tongkat hanya karena siswa itu membuang sampah sembarangan," ujarnya.

Ia menyebut tindakan yang dilakukan oknum kepala sekolah dan ketua yayasan itu sudah dilakukan berulang kali. Namun, para siswa siswi hingga guru tidak ada yang berani untuk mengungkapkan. 

"Dulu kami sempat mogok sekolah satu hari. Sebenarnya target kami satu minggu, tapi karena ketahuan, jadi kami masuk lagi. Itu para guru yang disalahkan oleh ketua yayasan. Kami kasihan kepala guru-guru," tuturnya.

Alhasil, aksi unjuk rasa ini merupakan puncak kemarahan para pelajar. Para siswa juga berencana tidak masuk sekolah sampai ketua yayasan dan oknum kepala sekolah itu diganti. 

"Kami tidak akan masuk sekolah dulu sebelum ketua yayasan dan kepala sekolah ini diganti. Sampai kapan waktunya? Sampai keduanya diturunkan dari jabatannya," katanya

Sementara itu menurut Fitri (41) wali murid salah satu siswa yang ikut berunjuk rasa, mengatakan kecewa dengan pihak sekolah dan juga yayasan yang tidak memberikan contoh baik pada peserta didik atas adanya beberapa kejadian itu.

"Muridnya itu dicolek-colek, ditepuk pundaknya. Bagaimana itulah tidak pantas, ada yang dilecehkan dan ada tindakan cabul seperti kata anak-anak tadi," ujarnya.

"Terus sama Ketua Yayasan itu juga tindakannya tidak pernah menunjukkan sikap akhlakul karimah. Kami sebagai wali murid juga merasa seperti itu karena untuk anak-anak kami ini tidak baik ujungnya," tuturnya.

Tak hanya itu, ia mengaku ketua yayasan sempat menunjukkan arogansinya, dengan menantang siswa berkelahi, serta melakukan pemukulan pada siswa. 

"Seperti menantang muridnya, juga tidak menerima masukan dari wali murid, dari murid, juga terus menyandera guru. Kami para wali murid dan murid ini juga sempat ke penasihat sekolah," katanya.

"Namun, Ketua Yayasan tahu informasi itu, kalau kami wali murid bertemu pihak penasihat. Setelah itu ada guru ternyata yang disandera dan tidak boleh pulang dari sekolah," ujarnya.

Terpisah, Ahmad Syiarrudin Ketua Yayasan Darul Faizin saat diwawancarai mengatakan bahwa persoalan yang terjadi hingga didemo siswanya itu bagian dari internal. "Ini bisa jadi evaluasi yang bagus, untuk Kepala Sekolah segera yayasan membuat evaluasi," tuturnya.

Ia berjanji akan menampung aspirasi dan menggali data adanya dugaan asusila yang dilakukan oknum kepala sekolah.

"Kami akan membentuk tim pencari fakta, apakah aspirasi yang disampaikan tadi faktual dan bisa dipertanggungjawabkan, kalau bisa terpenuhi maka dengan sadar kami berjanji akan memberikan tindakan yang sangat terarah dan terukur," katanya.

"Kami tidak ingin ini terjadi, kami berharap kalau itu terjadi ini yang terakhir kali, tapi mudah-mudahan kami berharap tidak terjadi, kami akan terbuka," ujarnya.