BSSN Akui Sistem Keamanan Teknologi dan Informasi Masih Rentan

BSSN Akui Sistem Keamanan Teknologi dan Informasi Masih Rentan
Sumber :
  • doc viva

Malang – Kasus dugaan kebocoran data yang dilakukan oleh hacker Bjorka menyita perhatian publik. Termasuk dari Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN). Atas hal ini, mereka mengakui sistem keamanan teknologi dan informasi di Indonesia masih belum cukup kuat dan masih ada kerentanan. Hal ini diungkapkan oleh Kepala BSSN Hinsa Siburian.

UMM Jadi yang Terbanyak se-Indonesia Dalam Loloskan Proposal di P2MW

"Kita tidak boleh langsung beranggapan bahwa (sistem keamanan Siber) kita ini kuat. Karena kita tahu banyak kerentanan. Pemerintah tentu juga menyadari," kata dia dikutip dari Viva.co.id.

Hinsa Siburian juga kerap melakukan evaluasi dengan melalukan monitoring kepada lembaga siber pemerintahan apabila terdapat suatu kekurangan pada sistem mereka.

Lutfil Hakim: PWI Malang Raya Harus Ikut Serta Memajukan Pembangunan di 3 Daerah

Selain itu, Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN mengaku lagi memburu hacker Bjorka yang mendapat sorotan publik Tanah Air belakangan ini.

Lebih jauh, BSSN juga menyampaikan perihal identitas dari hacker hitam yang mengaku berbasis di Warsawa, Polandia itu juga termasuk salah satunya. 

PWI Dianggap Mampu Tarik Investor Untuk Pembangunan di Malang Raya

“Karena memang namanya Bjorka secara di medsos itu siapa orang yang sesungguhnya. Karena, memang ciri ruang siber itu kan bisa menggunakan nama samaran, tentu untuk mendapatkannya butuh waktu dan tentunya, koordinasi,“ ujar Hinsa. 

Ia juga menegaskan sudah berkoordinasi dengan aparat terkait, khususnya Bareskrim Polri. 

Halaman Selanjutnya
img_title