Ribuan Warga Kecamatan Sumbermanjing Wetan Malang Masih Alami Kekeringan
- VIVA Malang
Malang, VIVA – Kekeringan masih melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Malang. Dari data BPBD Kabupaten Malang, ada 3 Kecamatan yang masih secara rutin mendapat bantuan air bersih akibat krisis air.
Wilayah yang mengalami krisis air paling parah yakni Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Ada 4 Desa di wilayah ini yang warganya kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehar-hari.
Di Desa Sumberagung misalnya. Warga di dua RW kesulitan air bersih, lantaran sumber mata air yang biasa digunakan warga untuk memenuhi kebutuhan air bersih saat ini mengering. Sumur yang mereka miliki juga tak bisa diandalkan lantaran airnya keruh. Akibatnya, mereka harus mengandalkan bantuan air bersih yang dikirim pemerintah.
Kepala Desa Sumberagung, Muzayid menjelaskan bahwa kekeringan sudah dirasakan warga desanya sejak Agustus lalu. Namun, pengiriman bantuan air baru dilakukan pada bulan September.
“Kami bersurat untuk minta bantuan sejak Agustus, namun baru dilayani September karena statusnya darurat. Pendistribusian air bersih sejak awal September hingga hari ini. Kurang lebih satu bulan berjalan,” kata Muzayid, Senin, 7 Oktober 2024.
Muzayid menambahkan, 441 Kepala Keluarga atau 1.352 jiwa yang terdampak kekeringan. Sejak September, warga mendapat bantuan air bersih, tandon portabel dan jerigen.
“Jadi sistem distribusinya satu tanki berisi 5.000 liter untuk 2 sampai 3 tandon portabel. Nanti warga mengambil air disitu menggunakan jerigen yang disediakan,” ujar Muzayid.
Dalam sehari, lanjut Muzayid, 20 ribu liter air bersih yang didistribusikan. Namun, karena banyaknya titik yang mengalami kekeringan, membuat warga harus bergiliran mendapat bantuan.
Ayu (24 tahun), salah satu warga Desa Sumberagung mengatakan bahwa dirinya harus secepatnya mengambil air saat ada pendistribusian. Ia rela harus mengangkat sendiri jerigen berisi 15 liter air sejauh 30 meter, untuk memenuhi kebutuhan air bersih keluarganya.
Ya mau gak mau, karena kalau nunggu suami kan masih kerja, keburu habis. Ini saja seharian nunggu, karena datangnya gak mesti kadang pagi kadang siang,” kata Ayu sambil mengisi jerigen miliknya.
Ayu mengaku sudah sebulan terakhir sumur miliknya mengering. Ia pun harus mengandalkan air bersih bantuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan air sehari-harinya.
“ya harus dicukup cukupkan sampai bantuan berikutnya datang. Semuanya butuh jadi harus rebutan dan berbagi dengan yang lain,” ujar ayu.
Hal senada juga diungkapkan Matsun (58 tahun). Pria paruh baya ini mengambil air bantuan pemerintah di sela kesibukannya mengurus ladang.
“Saat istirahat dari ladang menyempatkan ambil air untuk istri memasak. Nanti setelah ambil berangkat lagi ke ladang. Kalau gak gini ya gak kebagian kan rebutan,” kata Matsun sambil terus mengisi jerigen.