Pasuruan Siap Antisipasi Dampak La Nina dan El Nino

BPBD salurkan air bersih ke wilayah yang terdampak kekeringan
Sumber :
  • Hari Mujianto (Pasuruan)

Pasuruan, VIVA – Kabupaten Pasuruan telah memasuki masa antisipasi dampak dari pergantian fenomena El Nino ke La Nina. Menurut Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pasuruan, Sugeng Hariyadi, puncak dampak El Nino diperkirakan terjadi pada bulan Agustus ini.

Warga Harus Tahu, Cuaca Ekstrem di Kota Malang Diprediksi Hingga Akhir Tahun

Meskipun belum menetapkan status tanggap darurat, pemerintah daerah telah proaktif dalam memberikan bantuan kepada masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah penyediaan tandon air

"Kita sudah membantu masyarakat dengan menyediakan tandon air, baik yang permanen maupun portable," ujar Sugeng. Selasa, 6 Agustus 2024. 

Hujan Deras Landa Pasuruan, Lima Pohon Tumbang Satu Pengendara Luka

Lebih lanjut, Sugeng menjelaskan bahwa saat ini sudah ada 22 tandon air berukuran 1.200 liter yang telah didistribusikan ke wilayah yang membutuhkan. Sementara itu, tandon portable juga telah disalurkan sebanyak 22 unit. 

"Masih ada beberapa tandon lagi yang akan segera dikirimkan," ujarnya.

8.896 Petugas Gabungan Diterjunkan Untuk Amankan Pilbup Malang 2024

Anggaran untuk penyediaan tandon air ini berasal dari pemerintah provinsi. Proses penyalurannya dilakukan melalui pihak ketiga dengan mekanisme pengajuan kebutuhan dari masing-masing kecamatan.

Wilayah yang menjadi fokus dalam antisipasi kekeringan adalah Kecamatan Pasrepan, Lekok, Winongan, dan Lumbang. Mengingat potensi terjadinya kebakaran hutan saat musim kemarau, pemerintah daerah telah melakukan rapat koordinasi dengan camat-camat di wilayah tersebut. Hasilnya, status siaga darurat kekeringan telah ditetapkan.

"Meskipun saat ini kita sedang mengalami musim penghujan akibat fenomena La Nina, namun peringatan dini dari BMKG tetap perlu diwaspadai. Kemungkinan terjadinya kekeringan masih bisa terjadi, terutama untuk kebakaran hutan," kata Sugeng.

Pemerintah Kabupaten Pasuruan terus berupaya untuk meminimalisir dampak dari fenomena iklim yang terjadi. Selain penyediaan tandon air, berbagai upaya mitigasi lainnya juga dilakukan, seperti sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menghemat air dan menjaga lingkungan.