Dinkes Jombang, Akui Ada Makanan Tak Layak dari PPG Untuk Stunting

Sekretaris Dinkes Jombang, Saiful.
Sumber :
  • Elok Apriyanto / Jombang

Jombang, VIVADinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Jombang membenarkan temuan makanan tambahan untuk stunting yang tak layak dikonsumsi di dua Kecamatan, di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Ada ulat belatung yang ditemukan dalam makanan tambahan bagi stunting ini. 

Dilirik UNESCO, Kota Malang Bakal Jadi Kota Kreatif Dunia pada 2025

Bahkan, imbas temuan ini program pos perbaikan gizi (PPG) dihentikan secara serentak sejak Senin, 13 November 2023. Program ini dihentikan setelah munculnya komplain dari masyarakat atas kualitas makanan tambahan untuk stunting karena tak layak konsumsi.

Sekretaris Dinkes Jombang, Saiful mengatakan anggaran tambahan makanan untuk stunting memang menjadi kewenangan mereka. Namun, setelah muncul komplain dari masyarakat PPG dievaluasi dan dihentikan sementara waktu.

Penggemar Modena di Malang Kini Dimanjakan Dengan Inovasi Produk Baru

"Anggaran tambahan makanan (memang) ikut Dinkes. Tapi ini tadi sudah dievaluasi, akan dihentikan. (Ada komplain makanan tak layak konsumsi) di Sumobito dan Kecamatan Bareng, itu akan dihentikan dulu," kata Saiful, pada Senin, 13 November 2023.

Dia menjelaskan bahwa pengadaan makanan tambahan untuk stunting tidak digarap sendiri oleh Dinkes namun melibatkan pihak ke tiga. Untuk prosesnya melalui pengadaan di E-katalog. Anggaran yang disiapkan untuk stunting sebanyak Rp6 miliar. 

Pawai Budaya Kota Malang, Wahyu Hidayat Diserbu Emak-emak Diajak Selfie

"Nanti saya tanyakan ke PPK (pejabat pembuat komitmen). Ternyata setelah dievaluasi banyak komplain dari masyarakat sehingga dihentikan dulu. Ini masuk ke program insentif fiskal. Dari insentif fiskal itu anggarannya Rp6 miliar, untuk beberapa dinas, untuk menangani stunting. Nah untuk yang Dinkes kebagian untuk pemberian makanan tambahan lokal. Biasanya teman-teman di Dinkes itu gak pernah ada tambahan makanan lokal," ujar Saiful.

Dia mengaku bingung bila dianggaran sebesar Rp379,7 juta itu ada kebijakan harus menggunakan makanan lokal. Karena biasanya, hanya diberi susu. Untuk tahun ini diberi makanan tambahan seperti sayur. 

Halaman Selanjutnya
img_title