Ini Beberapa Permasalahan yang Jadi Fokus Pemkot Batu di Hari Jadi ke 22
- Viva Malang/Galih Rakasiwi
Batu, VIVA – Beberapa permasalahan aktual menjadi fokus Pemkot Batu saat memperingati Hari Jadi ke 22. Mulai pengentasan kemiskinan ekstrim, penurunan stunting, pengangguran terbuka, dan penangganan masalah sampah.
Hal itu disampaikan oleh Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai saat Rapat Paripurna HUT ke 22 Kota Batu di Gedung DPRD Kota Batu, Senin, 16 Oktober 2023.
"Secara kongkret fokus kita memang beberapa hal itu, mulai stunting hingga penangganan sampah," katanya.
Contohnya yaitu dalam pengentasan kemiskinan dari angka 3,79 persen berdasarkan data BPS setelah dikroscek dengan Data P3KE terdapat 2.115 KK penduduk dengan kategori miskin ekstrem. Kemudian dilakukan verifikasi secara berjenjang dari tingkat desa terhadap data kemiskinan ekstrem P3KE tersebut tinggal 229 KK penduduk berkategori miskin ekstrem dan 447 KK penduduk berkategori miskin.
"Nah pada tahun 2023 ini dari angka kemiskinan 3,79 persen, kita berupaya turunkan menjadi 3,65 persen atau berkurang 1,4 persen. Dengan jumlah KK Penduduk Miskin Ekstrem menjadi zero atau tidak ada," harapnya.
Lalu, dalam stunting, berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dirilis oleh kemenkes, pada tahun 2022 angka stunting di Kota Batu tercatat 25,2 persen. Sedangkan berdasarkan data bulan timbang yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Batu.
"Angka stunting Koto Batu pada tahun 2022 tercatat 14,4 persen,dari angka bulan timbang ini pada tahun 2023 angka stunting ditargetkan turun menjadi 10,8 persen," tuturnya.
Selanjutnya dari angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 8,43 persen, telah kita petakan sebarannya tiap desa/kelurahan untuk diperoleh data riil by name by addres, diperoleh data bahwa dari angka TPT tersebut sebanyak 2.433 jiwa adalah penduduk Kota Batu.
Rinciannya sebaran Kecamatan Bumiaji paling rendah dengan 286 jiwa, Kecamatan Batu 1.084 jiwa, dan Kecamatan Junrejo sejumlah 1.063 jiwa, jumlah sisanya adalah pencari kerja yang datang dari luar daerah Kota Batu.
"Angka TPT ini terus berusaha kita tekan agar mengalami penurunan yang signifikan melalui berbagai program kegiatan produktif yang mampu menyerap tenaga kerja," tuturnya.
Problem permasalahan selanjutnya adalah terkait revitalisasi infrastruktur dan penanganan persampahan kota, yang secara intensif kita selesaikan melalui penataan dan modernisasi manajemen pengelolaan sampah terpadu antara TPA Kota Batu yang berada di Tlekung, yang harus didukung dengan pembangunan pusat pengelolaaan sampah sejak dini melalui satu desa/kelurahan satu TPS3R.
"Termasuk dalam hal ini upaya secara terus menerus berkelanjutan membangun kesadaran bersama untuk pilah sampah sejak dari sumbernya baik dari rumah tangga, unit usaha maupun perkantoran," katanya.
Beberapa persoalan lainnya adalah peningkatan pelayanan infrastruktur yang mendukung dinamika aktivitas kehidupan masyarakat baik sosial, ekonomi, budaya, dan politik dalam upaya pencapaian kemajuan wilayah.
"Termasuk dalam hal ini yang tidak kalah penting adalah kesiapan kita semua dalam mempersiapkan gelaran Pemilu dan pilkada serentak yang diagendakan dilaksanakan pada tahun 2024 nanti," tuturnya.
Agar semua permasalahan tersebut tertangani dengan baik, Pemkot Batu siap bersinergi dengan seluruh jajaran pemangku kepentingan pembangunan. Pemkot Batu terus mendorong penguatan daya inisiatif, daya kolaborasi dan inovasi menjadi karakter yang harus terus diperkuat di tengah zaman yang terus bergerak melalui strategi dan program pembangunan daerah 'KWB Pasti Bisa'.
"Saya terus mendorong kerja-kerja birokrasi segenap jajaran Pemerintah Kota Batu, dilakukan dengan pendekatan yang inovatif, tematis, kreatif, dan diorientasikan pada hasil yang dapat dirasakan langsung manfaat dan kehadirannya oleh masyarakat, tidak semata berorientasi pada prosedur, proses, dan rutinitas yang monoton," katanya.