Makan Bergizi Gratis Belum Dimulai di Kota Batu, Pemkot Siap Jalankan Jika Juknis Turun
- VIVA Malang (Galih Rakasiwi)
“Kami sudah menghitung estimasi kebutuhan anggaran tahunan untuk program ini, yaitu sekitar Rp 108 miliar. Namun, untuk sumber anggaran realisasinya, apakah dari APBD atau dana sharing dengan pusat, itu masih kami tunggu,” katanya.
Selain untuk mendukung asupan gizi siswa, program itu dinilai memiliki potensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Chori menyebut, sejumlah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Batu dapat dilibatkan sebagai pemasok kebutuhan makanan dalam program tersebut.
“Jika program ini berjalan, UMKM lokal bisa diberdayakan, baik untuk penyediaan bahan baku maupun proses pengolahan makanan. Ini tentu menjadi peluang besar bagi perekonomian Kota Batu,” katanya.
Menurut data Satuan Pelayanan Program Pangan Bergizi (SPPG) nasional, program MBG telah dimulai sejak 7 Januari 2025 di 181 sekolah di beberapa wilayah Indonesia. Di Malang Raya, Kabupaten Malang menjadi daerah pertama yang melaksanakan program di empat sekolah.
“Kami optimis Kota Batu akan masuk dalam tahap berikutnya. Saat ini, kami terus melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat. Jika juknis turun, kami siap melaksanakan program ini dengan segera,” tuturnya.
Terpisah, Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai mengatakan sangat mendukung dan siap merealisasikan program MBG. Karena Pemkot Batu menilai pentingnya asupan gizi bagi siswa untuk mendukung prestasi dan tumbuh kembang mereka.
Selain itu, program ini juga diharapkan mampu memberikan dampak positif secara luas.