UMM Bedah Buku Tentang Malik Fadjar di Muktamar Muhammadiyah 48

Bedah buku tentang Malik Fadjar
Sumber :
  • Humas UMM.

MalangUniversitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Rumah Baca Cerdas (RBC), UMM mengadakan bedah dan melaunching buku terbaru tentang Malik Fadjar yakni “Gagasan Progresif Abdul Malik Fadjar”. Hadir sebagai pembedah Direktur Eksekutif Maarif Institute Abd. Rohim Ghazali dan aktivis muda Muhammadiyah Moh, Mudzakkir, Ph.D. Bedah buku merupakan bagian dari semarak Muktamar Muhammadiyah ke-48. 

Pabrik Tas Rajut Kaboki Pasuruan Terbakar Hebat, Pembakar Ditangkap Polisi

Rohim membandingkan sosok Malik Fadjar dengan Buya Syafii Maarif. Menurutnya, kedua tokoh Muhammadiyah ini memiliki persamaan yang sangat kentara yakni dari sama-sama aktivis. Bukan sekadar aktivis tapi intelektual aktivis yang memiliki gagasan cemerlang serta terlibat dalam kehidupan sosial masyarakat.

Meski sama-sama aktivis intelektual, namun mereka mempunyai perbedaan dalam bergerak. Malik Fadjar yang langsung masuk ke birokrasi dengan menjadi dirjen hingga menteri. Sementara Buya yang tidak masuk birokrasi dan membuatnya sangat independen.

Taekwondo Piala Pj Wali Kota Malang Jadi Ajang Cari Bibit Atlet dan Sport Tourism

“Bukan berarti Pak Malik tidak independen. Terbukti dari inovasi dan perubahan struktural. Pak Malik menjadi sosok yang menggerakkan, bukan malah diatur oleh birokrasi. Berbeda dengan sekarang, banyak orang yang malah diatur birokrasi dan masuk di lingkarannya,” kata Rohim, Jumat, 18 November 2022. 

Malik Fadjar dinilai memiliki pemikiran keagamaan yang inklusif dan substansial. Ia sangat mempertimbangkan isi ketimbang cangkangnya. Lebih mementingkan nilai di dalamnya daripada bentuk formalnya. Terlihat dari dukungannya akan kebijakan lulusan pesantren yang bisa masuk ke berbagai perguruan tinggi, tidak terbatas di kampus islam tapi juga umum. Maka menurutnya, buku Gagasan Progresif Abdul Malik Fadjar menjadi buku yang menarik untuk dibaca dan didiskusikan.

2 Profesor Baru FEB UMM Dikukuhkan

Sementara itu, Mudzakkir mengatakan bahwa ada lima bab yang tertuang dalam buku tersebut. Satu bab membingkai mengenai Malik Fadjar dan empat lainnya mengkaji spirit dari gagasan-gagasan progresifnya. 

Menurutnya, tak lengkap jika membaca buku tanpa mengetahui latar belakang seorang Malik Fadjar, ayah dan ibunya, hingga pendidikannya. Ayahnya merupakan seorang guru yang mengajar di sederet sekolah di daerah-daerah seperti Purworejo, Kulonprogo, Borobudur. 

“Kemudian ia bertemu dengan ibu Malik Fadjar di keraton. Menariknya, ibu beliau merupakan murid langsung dari Kiai Dahlan,” tuturnya.

Adapun Malik Fadjar juga masuk di pendidikan guru agama dan dikirim ke Taliwang, Sumbawa. Ia turut mendirikan institusi pendidikan Muhammadiyah di sana. Mudzakkir juga menyebut bahwa Malik Fadjar baru masuk perkuliahan di usianya yang ke-23 dan lulus di umur 30 tahun. Malik juga aktif di organisasi dan memberikan gagasan-gagasannya. Hingga mampu terbang ke Florida State University untuk mengenyam pendidikan magister dan kemudian menjadi dirjen serta menteri.

“Maka buku ini akan menjabarkan gagasan-gagasan menarik dari beliau. Dari situlah kita juga bisa menjaga spirit Abdul Malik Fadjar dengan baik,” katanya.