Penyebab Fenomena Gagal Ginjal pada Anak

Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Anak UMM
Sumber :
  • Humas UMM.

Malang – Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Pertiwi Febriana Chandrawati mengatakan, penyakit gagal ginjal menyebabkan peningkatan kreatinin. 

Mobil Rombongan Ibu Nyai Ponpes Sidogiri Tertabrak KA Pandalungan di Rejoso, 4 Orang Meningga Dunia

Yaitu penurunan fungsi darah disertai penurunan urin atau urin tidak bisa keluar sama sekali. Menurut data dari Kemenkes, ada dua kriteria yang disebut suspek gangguan ginjal pada anak, yaitu Oliguria dan Anuria. 

Oliguria adalah kencing sedikit selama 6 hingga 8 jam. Jadi untuk untuk orang tua yang memiliki anak satu tahun, berarti setidaknya 6 hingga 8 jam harus ganti pampers. Kalau ternyata setelah dicek pampernya kencingnya masih sedikit, berarti harus hati-hati, karena bisa jadi itu terkena Oliguria. Sementara Anuria yakni tidak adanya kencing dalam waktu 12 jam atau lebih. Ini juga harus hati-hati, takutnya mengarah pada gangguan ginjal,” kata Pertiwi dalam program UMMTalks.

Putra Eks Bupati Malang Daftar Jadi Bacakada Kota Batu

Dia juga memaparkan terkait hubungan sirup dengan penyakit gagal ginjal. Baginya, seluruh sirup atau obat yang berbentuk cair pasti mempunyai bahan pelarut. Pelarut yang aman digunakan adalah polyethylene glycol atau polyethylene oxide. 

Keduanya memiliki batas aman secara Internasional dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ada juga pelarut yang tidak diperkenankan penggunaannya ke manusia, yakni ethylene glycol dan diethylene glycol.

9 Kandidat Masuk Bursa Bacawabup Pendamping Kades Warsubi di Pilbup Jombang

“Ethylene glycol atau diethylene glycol adalah pelarut yang biasanya digunakan untuk industri, bukan manusia. Efek sampingnya jika dikonsumsi oleh anak-anak akan membuat mereka pusing kepala, muntah dan kemungkinan terparahnya adalah gangguan ginjal,” ujar Pertiwi.

Berkaca dari kasus negara Gambia, di sana telah dipastikan ada beberapa obat sirup yang menggunakan pelarut terlarang dan mengakibatkan gagal ginjal. Sebagai tindakan preventif, Pertiwi mengimbau para orang tua untuk sementara tidak memberi obat sirup kepada anak. Hal tersebut juga senada dengan yang dianjurkan oleh BPOM, Kemenkes dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Sebagai gantinya, ia menyarankan untuk menggunakan obat puyer. 

“Agar anak mau meminum obat puyer, bisa menggunakan pemanis buatan sendiri. Baik itu berupa gula atau teh manis. Dua langkah itu cukup efektif untuk sementara waktu,” tuturnya. 

Di samping itu, Pertiwi juga memberi solusi kepada orang tua yang ingin menjaga kesehatan anak-anaknya ataupun ketika sakit. Misalnya jika demam, langkah yang bisa diambil adalah dengan mengecek menggunakan termometer. 

“Jika demamnya di bahwa 38 derajat, jangan terburu-buru diberi obat. Minum dulu yang banyak agar kencingnya banyak dan panasnya turun. Tapi jika sudah mencapai 39-40 derajat celcius, segera bawa ke dokter terdekat,” katanya. 

Ia juga menegaskan untuk menjaga daya tahan tubuh dan tidak stres. Apalagi di cuaca yang terjadi belakangan ini. Bukan hanya untuk anak, tapi juga para orang tua. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan berjemur di pagi hari, mengatur pola tidur, mengonsumsi makanan yang bergizi hingga meminum vitamin.