Motif Pengeroyokan Berujung Tewasnya Seorang Remaja di Malang, Karena Saling Pandang

Saat dua dari tiga pelaku diperiksa Satreskrim Polres Batu.
Sumber :
  • Istimewa

Batu, VIVA Satreskrim Polres Batu membeberkan motif pengeroyokan hingga menyebabkan korban meninggal dunia di Desa Ngroto, Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Penyebanya adalah karena adanya saling pandang antara korban dan pelaku. 

Hasil Survei Litbang Kompas, Elektabilitas Sanusi - Latifah Capai 66 Persen di Pilbup Malang

"Hasil pemeriksaan sementara dari korban, saksi, dan keterangan dari pelaku penyebab pengeroyokan karena adanya saling pandang antara korban dan para pelaku," kata Kasat Reskrim Polres Batu, AKP Rudi Kiswoyo, Selasa, 8 Januari 2024.

Kronologis berawal saat korban Danar Anendra Putra bersama rekannya, Galih Wisnu (18 tahun) akan menonton pertunjukan bantengan di Desa Bendosari, Pujon pada Sabtu, 6 Januari 2024. 

Cawabup Malang Dilaporkan ke Polisi Terkait Dugaan Penggelapan SHM

Sekitar pukul 23.00 WIB, kedua korban bertemu para pelaku di jalan pintas yang kondisinya sepi. Waktu itu salah satu pelaku memanggil para korban saat melintas. 

"Keduanya mengira itu teman mereka. Karena gelap, mereka turun dari motor dan mendekat, tapi ternyata tak satupun dari mereka dikenal oleh korban. Selanjutnya salah satu korban bertanya 'Lapo Mas?' dan mendapat jawaban dari pelaku 'Matamu! Lek liwat ojok plirak-plirik' (Kalau lewat jangan lihat-lihat)," ujar Rudi. 

Meramu Motif Ikonik Kota, Gigih Berdayakan Kaum Muda

Setelah itu salah satu dari pelaku memukul bagian mata kanan Galih. Pelaku lainnya pun ikut mengeroyok teman korban. Sementara, korban tewas bermaksud melerai, namun ia dirangkul salah satu pelaku untuk menjauh entah dibawa kemana.

''Si Galih berhasil kabur. Ia tidak tahu korban dibawa kemana. Ia berhasil bersembunyi dan menghubungi keluarganya. Tak berselang lama Si Galih mengajak saudara korban (Danar) ke lokasi awal pengeroyokoan tapi tidak dijumpai," katanya.

Halaman Selanjutnya
img_title