Polisi Bongkar Sindikat Penimbunan Solar Beromzet Ratusan Juta
- Mochamad Rois / Pasuruan
Agar bisa berkali-kali membeli solar subsidi, mereka mengganti plat nopol dan barcode QR Pertamina untuk mengelabui petugas SPBU.
Tujuannya, agar pembelian dalam 1 kendaraan truk bisa berulangkali dalam sehari, untuk kemudian di timbun di dua gudang tersebut. Mereka membeli solar di SPBU yang tersebat di wilayah Pasuruan sampai Malang.
"Untuk penjualannya, di pasarkan ke wilayah Pasuruan sendiri dan sampai ke wilayah Kota Surabaya," ujarnya.
Dari hasil penyidikan awal, komplotan tersangka ini sebulan mengaku mampu menjual 300 kiloliter atau 300 ribu liter BBM solar bersubsidi dengan harga Rp9 ribu dalam sebulan.
Padahal, harga normal solar subsidi seharga Rp6.800 per liter. Artinya, setiap liternya komplotan tersangka mendapat untung dari selisih harga sebesar Rp2.200 per liter.
"Dalam sebulan, tersangka menjual 300 kilo liter atau 300 ribu liter solar, sehingga dalam satu bulan keuntungannya dari disparitas harga itu rata-rata sekitar Rp668 juta rupiah," tuturnya.
Selain itu dikatakan jika komplotan tersangka ini adalah jaringan lokal Pasuruan.