Keren, Londi Jadi Pelopor Bisnis Laundry dengan Teknologi IoT di Indonesia

Founder Londi Laundry, Mas Fredo Prima Yudha.
Sumber :
  • Viva Malang/Uki Rama

"Tinggal gunakan e-wallet, konsumen duduk dan menunggu satu jam beres. Begitu juga proses pengeringan. Semua selesai dan tinggal dilipat saja, gak perlu dijemur. Jadi enak, tinggal scan, duduk aja, sudah. Konsumen tidak perlu interaksi dengan mesin," ujar Fredo. 

Tolak Revisi UU Penyiaran, Kebebasan Pers Adalah Kontrol Untuk Lebih Baik

Di Londi Laundry yang berada di Jalan Cengkeh, Kota Malang terdapat dua jenis mesin, pertama untuk muatan maksimal 7 kilogram dan kedua mesin dengan muatan maksimal 14 kilogram. Harga yang ditawarkan cukup ramah dikantong dimana per kilogramnya dipatok Rp2 ribu. 

"Kita juga buka 24 jam non stop. Untuk pengering biaya 7 kilogram Rp20 ribu dan 14 kilogram Rp35 ribu tergantung menitnya. Ada juga yang Rp3.500 untuk 5 menit pengeringan," tutur Fredo. 

Dindik Jatim Perbolehkan Study Tour, Tapi Harus Patuhi 3 Poin Penting

Fredo menuturkan bahwa mereka membuka peluang kolaborasi dengan sistem Franchise. Kini sudah ada tiga cabang di Malang yang berada di Jalan Tirto Utomo, Dau Kabupaten Malang, Jalan Sigura-gura, Kota Malang dan Jalan Cengkeh, Kota Malang. Kemudian, satu cabang lagi berada di Jawa Tengah, tepatnya di Jalan Durian Raya, Srondol Wetan, Kota Semarang.

Empat cabang tersebut merupakan milik para investor yang seluruh manajerial Operasional dilakukan oleh Londi melalui PT Laundri Digital Indonesia. Untuk caranya, investor cukup menginvestasikan setidaknya Rp500 juta dengan penyesuaian value dan mesin operasional yang digunakan.

Kantor Imigrasi Kelas I TPI Malang Punya Tim Khusus Pelayanan Paspor Calon Jemaah Haji

"Mulai pegawai, operasional toko, training dan lainnya semua sampai mesin itu kita yang pegang. Investor cukup membayar, menyiapkan tempat, air dan listrik saja. Nantinya untuk keuntungan tentu bagi hasil. Omzet setelah dipotong biaya operasional dan biaya sewa sampai bersih, itu yang dibagi. Manajemen 30 persen, investor 70 persen," kata Fredom 

Dari keempat toko yang telah beroperasi, setidaknya kini setiap toko bisa tembus 300 sampai 400 nota transaksi. Untuk di Malang sendiri, memang 80 persen didominasi oleh mahasiswa. Sedangkan di Semarang, 50 persen keluarga dan 50 persen mahasiswa.

Halaman Selanjutnya
img_title