Kemenkominfo Bentuk Santri Cyber Security
- Istimewa
Malang – Memperingati Hari Santri, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) beserta Lembaga Persahabatan Ormas Islam membangun ekosistem Santri Cyber Security. Hal ini bertujuan untuk membentuk talenta keamanan siber di Indonesia.
Salah satu caranya yakni dengan menggelar seminar dan pelatihan Cyber Security, yang diikuti oleh 100 santri utusan pesantren secara luring dan secara daring diikuti 1.000 santri dari berbagai daerah.
Pelatihan akan dilakukan secara luring dengan metode interaktif dan praktik simulasi, dipandu dengan instruktur dari Kementerian Kominfo, BSSN dan komunitas. Pelatihan siber akan menargetkan 200.000 peserta per tahun.
Kepala Bidang Litbang SDM Kementerian Kominfo, Hary Budiarto mengatakan, ada empat tujuan dari diadakannya seminar untuk santri, yaitu mencetak Santri Cyber Security, membangun ekosistem Santri Cyber Security, mengkosolidasikan talenta keamanan siber dan mewujudkan coaching dan job connector.
"Seiring dengan meningkatnya eskalasi politik dan momentum Pemilihan Umum 2024 diperlukan tindakan cepat, tepat dan akurat dalam menghadapi serta mengantisipasi berbagai tantangannya," terang dia.
Dia menyebut, para santri akan dididik menjadi hacker. Tujuannya, bukan untuk menyerang, melainkan untuk memperkuat keamanan perangkat. Sebab, potensi dan sumber daya digital yang dimiliki para santri Indonesia dinilai sangat luar biasa, utamanya di bidang digital dan startup.
Sementara itu, Ketua Umum LPOI, Said Aqil Siroj menambahkan, dalam kegiatan tersebut, pihaknya akan melatih, menghimpun, mewadahi dan memfasilitasi santri yang memiliki kemampuan keamanan siber sekaligus membangun kolaborasi digital dalam kesatuan visi.
"Santri harus berada di garda depan dalam membangun, menjaga kedaulatan nasional, kedaulatan teritorial, siber, finansial, sosial politik serta nasional," kata dia.
Dia melanjutkan bahwa semua harus berdaulat secara digital, bangsa harus mempunyai pertahanan siber yang kuat agar tidak mudah dikendalikan atau dijajah oleh bangsa lain.
Masyarakat harus dipersenjatai dengan kemampuan teknologi siber yang andal agar ke depan dapat bersaing dengan bangsa lain.