Eksistensi Goldmart di Tengah Hantaman Badai COVID-19

Perhiasan emas 24 karat impor koleksi Goldmart MOG Malang
Sumber :
  • Viva Malang

Malang – Goldmart Showroom di Mall Olimpic Garden (MOG) Kota Malang berusaha tetap eksis di tengah hantaman badai wabah COVID-19. Toko emas dengan andalan emas 24 karat dan berlian ini mulai mengalami peningkatan penjualan sejak wabah COVID-19 mulai tertangani dan terkendali. 

Goldmart Rayu Generasi Millenial Investasi Emas Dengan Koleksi Eklusif

"Yang jelas pengaruh COVID-19 itu luar biasa memporakporandakan ekonomi kita paling parah termasuk kebutuhan tersier. Kalau sembako saja orang tidak bisa beli apalagi emas," kata Area Manager Goldmart Wilayah Indonesia Timur, I.G.A Komang Widariani, Sabtu, 6 Agustus 2022. 

"Tetapi perlahan ekonomi menggeliat pada masa COVID-19 usaha gede menurun tapi UMKM naik penjualan online, kuliner kebutuhan pokok jualan handsanitizer (APD) dan banyak peluang bisnis UMKM. Itu peluangnya luar biasa, walau kita kebutuhan tersier ternyata masyarakat melihat emas sebagai kebutuhan," ujar Komang. 

Goldmart Berharap Omzet Naik Usai Pindah Gerai di Ground Floor MOG

Komang mengungkapkan, untuk industri besar atau perusahaan besar COVID-19 menjadi persoalan utama. Tetapi bagi pelaku UMKM pandemi dimanfaatkan dengan berjualan online. Bahkan pelaku UMKM terus tumbuh subur. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh pada toko emas seperti Goldmart. 

"Dalam masa pandemi itu mereka sempat menyisihkan untuk menabung dan sambil bergaya. Dari report kami sebelum dan sesudah pandemi itu kami pelajari ternyata ada kenaikan," tutur Komang. 

8.896 Petugas Gabungan Diterjunkan Untuk Amankan Pilbup Malang 2024

Komang mengungkapkan, terjadi pergeseran daya beli konsumen Goldmart. Jika sebelum pandemi perhiasan emas dan berlian harga ratusan juta banyak diminati. Saat pandemi bergeser ke harga puluhan juta. Goldmart sendiri dikenal memiliki koleksi limited edition dan mempertahankan ciri khas emas 24 karat. 

"Bukan daya beli tapi peminat, jadi semakin banyak yang beli karena UMKM naik. Daya beli bergeser iya, turun. Tetapi banyak juga yang mampu membeli. Mungkin orang-orang yang Rp100 juta agak susah tapi Rp10 sampai Rp15 juta itu meningkat. Sebenarnya peningkatan 10 sampai 15 persen asal tidak minus saja itu luar biasa, ternyata ini ada kenaikan," kata Komang. 

Halaman Selanjutnya
img_title