Petinggi KPU Malang dan Anggota DPR RI Dapil V Malang Raya Dilaporkan ke Polda Jatim

Ilustrasi Pemilu
Sumber :
  • Dok. VIVA

Beberapa kali AS juga melakukan pertemuan darat dengan AA, baik di Kabupaten Malang maupun di Jakarta. Selama pekerjaan berlangsung, AA juga memfasilitasi AS dengan akomodasi, laptop, dan HP.

"Hasil pendalaman data oleh tim kami, komunikasi antara AS dengan AA terjadi sangat masif sampai Pemilu usai. Ada sekitar 28 petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), Kelompok Penyelenggaraan Pemungutan Suara (KPPS) dan beberapa sekretaris desa (sekdes) yang dilibatkan dalam operasi ini. Mereka adalah orang-orang yang ada dalam Siber Grop. Bahkan, PPK, PPS, KPPS serta sekdes itu direkrut secara khusus untuk mengamankan AA," tuturnya. 

Saat ini laporan yang dilakukan olehnya belum ditindaklanjuti oleh jajaran Polda Jawa Timur. Padahal dari hasil konsultasi dengan beberapa pakar hukum, dugaan tersebut masuk dalam ranah gratifikasi, menyalahi UU Pemilu, menyalahi UU Pidana, serta penyalahgunaan jabatan. 

"Apalagi, pada 24 Februari malam atau 10 hari setelah Pemilu, di rumah AS dan rumah salah satu PPK Singosari ditemukan 144 amplop berisi uang masing-masing Rp25 ribu beserta gambar-gambar poster AA. Kami berharap Polda Jawa Timur mengambil langkah taktis untuk membongkar praktik-praktik kecurangan Pemilu kemarin karena semua unsurnya telah memenuhi," katanya lagi.

Sementara itu hingga berita ini ditulis baik AA maupun AS belun bisa dikonfirmasi. Kami mencoba menghubungi melalui sambungan telepon maupun pesan singkat melalui whatsapp namun tidak mendapatkan konfirmasi.