Bhineka Tunggal Ika, Karapan Sapi hingga Tokoh 5 Agama Meriahkan Karnaval HUT RI di Muharto Malang
- VIVA Malang (Hendro Sumardiko)
Malang, VIVA – Ribuan warga Kampung Muharto, Kota Malang menyemarakkan HUT RI ke-79 dengan menggelar pawai karnaval atau kirab budaya pada Minggu 1 Agustus 2024.
Dalam pawai tersebut, mereka membawa pesan Bhineka Tunggal Ika lewat berbagai karya instalasi hingga kostum buatan mereka sendiri.
Mereka menampilkan berbagai kreativitas bersama mulai dari pawai kostum, tarian daerah hingga berbagai kekayaan tradisi kesenian dan budaya nusantara. Total ada 14 RT di seluruh RW 08 ikut memeriahkan karnaval ini.
Aksi paling mencuri perhatian datang dari warga RT 12 RW 08. Mereka menampilkan kreasi ogoh-ogoh Karapan Sapi, tradisi mengarak sapi khas Pulau Madura. Dilengkapi kaleles (alat pacu sapi) dan tukang tongko (joki atau sais), sapi ini diarak keliling sepanjang jalan.
Alhasil, aksi mengarak sapi ini menyedot perhatian masyarakat dan pengguna jalan. Tak hanya itu, mereka juga membuat patung sapi perah ikon khas Pujon, Kabupaten Malang. Warga juga memamerkan tari-tarian dengan menggunakan kostum sapi perah.
Yang menarik, dalam iring-iringan tersebut juga menghadirkan tokoh pemuka dari lima agama yang diakui di Indonesia, kura-kura hingga monster. Tak ayal, kawasan Muharto-Kebalen hari itu macet total kurang lebih selama empat jam.
Ketua RT 12 RW 08 Hariyanto Jabrik menjelaskan berbagai kreativitas yang ditampilkan ini membawa pesan Bhineka Tunggal Ika. Berbeda-beda, beda tapi tetap satu jua. Itu adalah cerminan dari Indonesia yang dibangun dari perbedaan.
Hal itu tercermin dari simbol karapan sapi dan sapi perah yang memiliki makna perpaduan dari suku Jawa dan Madura yang bersama-sama merayakan Hari Kemerdekaan RI. Pesan Bhineka Tunggal Ika juga dicerminkan pada kehadiran simbol lima tokoh pemuka agama yang dihadirkan.
''Ini adalah bentuk kebersamaan kami di kampung Muharto yang memang mayoritas merupakan warga Madura dan juga Jawa. Semua konsep ini kita buat bareng-bareng sudah sejak 1,5 bulan yang lalu. Alhamdulillah, semua warga kompak dan semangat,'' ujarnya.
Ia berharap makna Bhineka Tunggal Ika ini dapat tersampaikan kepada masyarakat, khususnya pada generasi milenial dan generasi Z yang hidup di era perkembangan teknologi modern. Modernitas, kata dia bukan terus berarti melunturkan semangat kebersamaan.
''Kami ingin membangkitkan lagi kebersamaan di tengah perbedaan dalam membangun bangsa dan negara. Seperti sudah dilakukan para pahlawan-pahlawan kita di seluruh daerah di Indonesia,'' harapnya