Kisah Perjuangan Petugas Pantarlih di Pasuruan, Rela Naik Turun Gunung demi Coklit Warga

Petugas Pantarlih saat mendatangi warga di ladangnya
Sumber :
  • VIVA Malang (Hari Mujiyanto/Pasuruan)

Tak hanya itu, perjuangan petugas pantarlih ternyata tidak hanya mendatangi warga di area perkebunan atau ladang yang jauh dari pemukiman saja, tapi juga dalam hal teknis seperti input data e-coklit. Input data ini bagi Novi juga butuh perjuangan karena harus rela turun ke desa tetangga hanya untuk mencari sinyal internet.

Petugas Pantarlih saat mendatangi warga di ladangnya

Photo :
  • VIVA Malang (Hari Mujiyanto/Pasuruan)

Novi menuturkan bahwa e-coklit sendiri dilakukan tidak hanya sekali dua kali. Namun dilakukan berulang kali agar data yang di-input dipastikan masuk ke sistem. 

"Setiap hari harus turun ke desa sebelah yang jaringan internetnya bagus, entri data e-coklit harus benar dan dipastikan sudah masuk ke sistem," terang Novi.

Meski ini merupakan pengalaman pertamanya, namun Novi tidak akan pantang menyerah. Ia tidak ingin pelaksanaan Pilkada 2024 nanti ada warga yang belum tersentuh coklit. ''Saya akan terus berjuang sekuat tenaga mensukseskan Pilkada 2024 nanti,'' tegasnya.

Sementara, Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Tutur, Khodir, mengapresiasi kinerja petugas pantarlih yang pantang menyerah untuk melakukan coklit. Apalagi, di wilayah Kecamatan Tutur masih ada beberapa titik desa yang belum terjangkau jaringan internet.

"Petugas Coklit yang ada di wilayah Kecamatan Tutur sangat kuat dengan medan hampir di setiap desa wilayahnya merupakan pegunungan. Mayoritas warga di desa adalah petani. Untuk mencapai target itu petugas harus mendatangi ke tempat kerja yaitu di ladang," terang Khodir.