Pengaruh Multibahasa pada Kognisi Anak: Perspektif Belajar, Memori, dan Bahasa
- Picture from iStock
Malang, VIVA – Kemampuan berkomunikasi lebih dari satu bahasa atau multibahasa semakin menjadi fenomena global. Penelitian menunjukkan bahwa kemampuan multibahasa pada anak memiliki dampak signifikan pada perkembangan kognitif mereka, khususnya dalam hal belajar, memori, dan bahasa.
Dalam konteks biopsikologis, kemampuan multibahasa melibatkan interaksi antara faktor biologis (seperti struktur otak dan genetika) dan psikologis (seperti proses kognitif dan sosial). Hal tersebut memberikan wawasan tentang bagaimana multibahasa mempengaruhi anak-anak tidak hanya pada tingkat bahasa, tetapi juga dalam kapasitas kognitif yang lebih luas.
Dampak pada Proses Belajar
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan multibahasa seringkali menunjukkan keunggulan dalam keterampilan belajar. Hal tersebut karena mereka harus menguasai dua atau lebih sistem bahasa secara bersamaan, yang membutuhkan fleksibilitas kognitif yang tinggi. Penelitian biopsikologi menunjukkan bahwa anak-anak multibahasa cenderung memiliki kemampuan kontrol kognitif yang lebih baik, seperti pengalihan tugas (task switching). Fungsi eksekutif tersebut berhubungan dengan aktivitas di area prefrontal cortex otak yang lebih berkembang pada anak-anak multibahasa dibandingkan anak-anak monolingual (Langeloo et al., 2020).
Proses belajar dalam lingkungan multibahasa juga meningkatkan kemampuan anak dalam berbahasa dan berinteraksi sosial. Sebagai contoh, anak-anak multibahasa lebih cepat mengenali pola tata bahasa dan makna kata dalam bahasa yang berbeda yang dapat mempercepat proses akuisisi pengetahuan di luar domain bahasa. Dengan kata lain, penguasaan multibahasa tidak hanya berdampak pada kemampuan bahasa, tetapi juga memperkuat kemampuan untuk memahami konsep abstrak dan berpikir kritis yang penting dalam pembelajaran formal.
Pengaruh Pada Memori
Dalam perspektif biopsikologi, memori merupakan fungsi penting yang memungkinkan anak-anak untuk menyimpan dan mengakses informasi yang dibutuhkan dalam berbagai aktivitas kognitif. Anak-anak multibahasa cenderung memiliki keunggulan dalam memori kerja (working memory), yaitu kemampuan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi dalam jangka pendek. Hal tersebut dihubungkan dengan kebutuhan mereka untuk terus-menerus memilih dan menggunakan bahasa yang relevan dalam berbagai konteks sosial, yang melibatkan aktivitas otak yang intensif di hippocampus (Miller et al., 2022).