Meramu Motif Ikonik Kota, Gigih Berdayakan Kaum Muda
- SATU Indonesia Award
Pengajar-pengajar ini bukan orang dewasa. Seperti anak-anak yang mereka ajari, para pengajar yang berasal dari Sanggar Batik Tulis Andhaka juga anak-anak usia sekolah. Hal itu karena hati kecilnya, ada kekhawatiran Anjani soal matinya Kota Batu sebagai kota wisata.
Ia beranggapan, menurunkan keahlian membatik kepada generasi muda adalah cara melestarikan budaya. Kini, batik karyanya tidak hanya dikenal di dalam negeri, Batik Banteng kini telah merambah pasar internasional.
Tingginya dedikasi Anjani melestarikan budaya sembari di saat yang bersamaan mengangkat derajat ekonomi para pembatik muda membuatnya menjadi Penerima Apresiasi SATU Indonesia Award di kategori Kewirausahaan pada tahun 2017.
Program tersebut diinisiasi Astra untuk menjaring anak-anak muda Indonesia yang memiliki kegiatan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya di seluruh Nusantara.
Berkat penghargaan tersebut, kemudian Anjani dipercaya Yayasan Pendidikan Astra untuk turut membangun Kampung Wisata Edukasi Pembatik Cilik di Yogyakarta. Anjani mengelola sekolah binaan tersebut. Ia juga membangun sanggar dan galeri batik di Yogyakarta. Ia memberdayakan warga setempat untuk melestarikan batik.
Singkat cerita, tahun 2023 Anjani menyelesaikan program desa binaan di Yogyakarta dan mulai menyeriusi lagi usaha batik di Kota Batu. Kali ini Anjani lebih fokus melibatkan anak-anak muda, mengenalkan teknologi digital, dan menyeriusi wisata edukasi membatik yang sempat dirintis sebelumnya. Semakin lama wisata edukasi membatik yang menjadi salah satu pilar ekonomi Anjani.
Melangkah lagi dengan memanfaatkan teknologi, Anjani dan tim mulai menjual baju batik siap pakai secara live setiap hari. Ia juga membebaskan anak-anak muda yang diajaknya bekerja sama untuk berinovasi terkait batik. Baik dalam produksi, ataupun dalam penjualan.