Dari Rasa Cintanya, Muchlis Arif Luncurkan Buku 'Menggugah Muhammadiyah Lewat Bait Puisi'
- Viva Malang/Galih Rakasiwi
Batu, VIVA – Muchlis Arif pemilik Gallery Mata Hati Ceramics merupakan seniman keramik dari Kota Batu yang cukup ternama. Terbukti tidak hanya pasar lokal, karya-karyanya mampu menembus pasar mancanegara.
Selain ahli membuat keramik, dosen Jurusan Seni Rupa Unesa ini juga memiliki kecintaan menulis puisi. Dirinya pun sukses meluncurkan buku dengan judul 'Menggugah Muhammadiyah Lewat Bait Puisi'.
Dalam buku tersebut kata-kata yang tersusun dalam puisinya nampak tegas memiliki tujuan untuk membuka pemikiran para pengikut Muhammadiyah, khususnya generasi muda dalam menghadapi tantangan perubahan zaman.
Puisi-puisi yang ia tulis selama dua bulan berisi 58 judul puisi dari 87 halaman tersebut merupakan dasar pemikiran dan pengalamannya serta rasa cintanya terhadap ke-Muhammadiyah-an.
"Dari puisi yang saya buat, keinginan saya para pembaca baik dari kalangan umum maupun anggota bisa mengerti bahwa Muhammadiyah tidak sekaku yang dibayangkan oleh masyarakat awam. Seperti seolah-olah kenapa musik itu haram, seni rupa patung itu enggak boleh. Padahal boleh-boleh saja," kata Muchlis Arif, Minggu, 23 Juli 2023.
Hal itu merujuk dari pendiri Muhammadiyah, Kiai Haji Ahmad Dahlan merupakan pemain biola. Biola sendiri merupakan alat musik dari luar negeri, tentu yang menjadi referensinya adalah musik-musik barat.
"Pendiri Muhammadiyah seorang seniman, beliau pemain biola. Saya juga seorang seniman, tentu yang dirasakan juga sama. Perjuangan dahulu yakni modernitas dalam agama, namun saat ini zaman post modern atau kontemporer, paradigma dan tantangan telah berubah. Terpenting tidak melanggar aturan-aturan Islam," katanya.
Ketua Lembaga Seni Budaya (LSB) Muhammadiyah Kota Batu ini menambahkan, puisi yang dibuat merupakan wujud kecintaanya pada organisasi.
"Karena saya terlahir dari keluarga Muhammadiyah, tumbuh mekar beragama dengan cara Muhammadiyah," tuturnya.
Sementara, Wakil Ketua Lembaga Seni dan Budaya PP Muhammadiyah, Kusen alias Kiai Cepu mengatakan puisi karya Muchlis Arif dikategorikan sebagai puisi terang.
"Terang maksudnya begitu dibacakan ke publik, maka kita sebagai pendengarnya langsung paham maknanya. Tentu puisi ini sangat cocok dijadikan pertunjukan untuk memberikan pemahaman," katanya.
Buku ini memperlihatkan kepiawaian pencipta bermain dengan kata dan berhasil mengolah diksi dalam berpuisi. Selanjutnya, puisi Muchlis Arif mengisyaratkan bahwa seni terikat nilai.
"Artinya seni sebagai alat. Misalnya sekarang alat dakwah, alat pencerah, alat kontemplasi mendekatkan diri pada Allah. Insallah karya-karya dalam buku ini tergolong pemuisiwan yang beriman. Karena puisi hakekatnya adalah ekspresi diri ideologi sang pengarang," tuturnya.
Kemudian, Ketua Cabang Istimewa Muhammadiyah Jerman, Rokib Mo mengatakan, setelah membaca buku tersebut dirinya serasa menjadikan orang Muhammadiyah sejati.
"Tampilan gaya dan rima puisi cenderung lekat dengan kekhasan era puisi modern. Seperti pesan puisi berjudul bilang kiri malah belok kanan mencerminkan agar semua selalu berkemajuan. Tapi kerap dibelokkan ke arah berkemunduran yang artifisial nan simbolik," katanya.
Perlu diketahui selain meluncurkan buku Muchlis Arif bersama LSB Muhammadiyah Kota Batu juga menggelar pameran mulai 22-30 Juli 2023 dengan tajuk Muhammadiyah Batu Heritage di Kompleks Perumahan Wastu Asri, Blokk DD No. 6-8, Kelurahan Junrejo, Kecamatan Junrejo.
Pameran tersebut memperlihatkan bukti-bukti file dan dokumen jejak Muhammadiyah di Kota Batu. Beberapa foto, pakaian dan lainnya berhasil ditemukan.
Ada sekitar 20 foto hitam putih yang direproduksi ulang dengan ukuran besar. Beberapa diantaranya seperti dua foto yang menunjukkan kelompok drumband dari para pemuda Muhammadiyah asal Kota Batu.
Kedua foto itu diperkirakan diambil pada tahun 1965. Di salah satu foto tersebut terdapat dua orang yang sedang memegang tongkat dengan di atasnya ada kain spanduk bertuliskan 'Pemuda Muhammadijah Siap Mengganjang Malaysia'.
Bahkan, kelompok drumband tersebut dikagumi oleh Presiden RI Pertama, Soekarno dan pernah diundang ke istana negara. Kemudian, juga terdapat foto yang menunjukkan sejumlah lima wanita berkerudung menggunakan kebaya dan bawahan kain jarik. Di foto tersebut terdapat tulisan latin 'Batoe 1939 Pengoeroes Aisjijah'. Empat kain kerudung yang digunakan para perempuan di dalam foto tersebut juga berhasil ditemukan.
Barang-barang lainnya yang berhasil diperoleh, seperti mesin ketik lawas dari salah satu sekolah Muhammadiyah di Kota Batu. Kemudian, seragam silat Tapak Suci, Hizbul Wathan, pakaian Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah dan lainnya.
Semua file, dokumen dan barang-barang bersejarah yang erat kaitannya dengan jejak Muhammadiyah di Kota Batu diperoleh dalam waktu tiga bulan saja.
Tujuan pameran agar para pemuda Muhammadiyah di Kota Batu bisa mengenal sejarah organisasinya.