Baliho Sarkas Bermunculan, Abah Anton : Justru Melukai Demokrasi

Baliho sarkas bermunculan di Pilkada Kota Malang
Sumber :
  • VIVA Malang / Uki Rama

Malang, VIVA – Baliho berisikan pesan sarkas belakangan ini muncul memanaskan suhu politik Pemilihan Kepala Daerah Kota Malang. Baliho atau spanduk ini bertuliskan 'Asosiasi Masyarakat Untuk Hak Asasi Manusia' 'Pilihlah Saya Residivis Untuk Memimpin Kota Malang'. 

Marak PKL Liar di CFD Malang, Satpol Melempem Dishub Pasang Badan

Salah satu Calon Wali Kota Malang Moch Anton atau Abah Anton menyebut bahwa baliho sarkas itu muncul karena keraguan dari Paslon lain di Pilkada Kota Malang. Jika merujuk kata residivis, Abah Anton merupakan mantan narapidana yang pernah tersangkut kasus korupsi beberapa tahun lalu. 

"Ini kan kampanye kurang satu setengah bulan. Saya melihat ada keraguan dari paslon lain atau Cakada (calon kepala daerah) lain yang melakukan black campaign. Saya sejak awal dari 3 Cakada ini diminta untuk melakukan Pemilu damai," kata Abah Anton di Pasar Oro-oro Dowo, Kota Malang, Rabu, 16 Oktober 2024.

Kunjungi Warga yang Sedang Sakit, Abah Anton di Doakan Menang Pilwali Kota Malang

Abah Anton mengatakan bahwa dia maju dalam Pilwali bukan untuk mencari jabatan. Dia juga mengingatkan hal ini kepada Paslon lain. Sementara di Pilwali Kota Malang ada 3 Paslon, yakni Paslon 1 Wahyu Hidayat - Ali Muthohirin, Paslon 2 Heri Cahyono - Ganisa Pratiwi Rumpoko, Paslon 3 Moch Anton - Dimyati Ayatullah

"Kita dalam Pilwali ini bukan mencari jabatan tetapi kita ini ingin menyelesaikan persoalan Kota Malang. Seharusnya kita tunjukkan bahwa ketiga calon kepala daerah ini pilihan terbaik masyarakat Kota Malang tetapi jangan ketika kita terpilih justru mencederai demokrasi," ujar Abah Anton.

Pilwali Kota Malang, Puluhan Pendeta Kristen Bertemu Ganis Rumpoko Bicara Toleransi

Abah Anton menyebut bahwa Kota Malang adalah Kota Pendidikan. Munculnya baliho sarkas dianggap ada kelompok tertentu yang berambisi menguasai Kota Malang.

"Kota Malang ini Kota pendidikan rakyat yang melihat baliho dipasang itu menunjukkan bahwa orang ini (cakada tertentu) ambisi ingin menguasai kota Malang. Tapi tidak pernah memikirkan persoalan masyarakat Kota Malang," tutur Abah Anton. 

"Marilah kita adu gagasan yang baik dalam merencanakan pembangunan di Kota Malang 5 tahun kedepan harapan saya seperti itu di situlah masyarakat akan menilai," tambahnya.

Abah Anton bahkan mengajak semua Cakada untuk beradu gagasan di debat publik yang akan datang. Dia mengingatkan bahwa semua Cakada telah sepakat melakukan Pemilu Damai dan Pemilu Santun. 

"Dalam debat nanti apa sih gagasan dari masing-masing Cakada tunjukkanlah Pemilu Damai yang sudah kita sepakati Pemilu Santun yang sudah kita sepakati. Saya yakin apa yang mereka lakukan itu justru menambah empati masyarakat. Terus terang saya sayangkan dengan adanya baner yang justru melukai demokrasi itu sendiri," kata Abah Anton.