Soal Penghentian Sebagai Ketua PWNU Jatim, Kiai Marzuki Mengaku Belum Terima Surat

Kiai Haji Marzuki Mustamar
Sumber :
  • Viva Malang/Uki Rama

Sebagaimana tertuang dalam surat itu, ada tiga poin keputusan PBNU terkait pencopotan Kiai Haji Marzuki Mustamar dari jabatannya sebagai Ketua PWNU Jatim, antara lain sebagai berikut:

Ada 78 Catatan DPRD Kota Malang atas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Wali Kota

Pertama: Memberhentikan Saudara KH Marzuqi Mustamar dari jabatan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur sesuai dengan Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Nomor 267.c/A.I1.04/09/2023 tanggal 17 Shafar 1445 H/3 September 2023 tentang Perpanjangan Masa Khidmat dan Perubahan Susunan PWNU Jawa Timur Antar Waktu dengan disertai ucapan terima kasih atas pengabdiannya selama ini.

Kedua: Mengamanatkan kepada Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur untuk segera menindaklanjuti keputusan ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

DPRD Kota Malang Tegaskan Ranperda Kota Layak Anak Segera Jadi Perda

Ketiga: Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila dalam penetapannya terdapat perubahan dan/atau kekeliruan, Surat Keputusan ini akan ditinjau kembali.

Jika merujuk kepada tiga poin SK PBNU sebanyak dua lembar tersebut, artinya bahwa Kiai Haji Marzuki Mustamar sudah dicopot dari jabatannya sebagai Ketua PWNU Jatim sejak tanggal 16 Desember 2023.

Pesta Rakyat Warnai Peresmian Gedung Kesehatan RS Hasta Brata Batu

Sementara itu, sebagaimana juga tercantum dalam surat tersebut, keputusan PBNU untuk mencopot Kiai Haji Marzuki Mustamar ini berdasarkan evaluasi atas beberapa tindakan dan pernyataannya sebagai Ketua PWNU Jatim.

”Berdasarkan evaluasi atas beberapa tindakan dan pernyataan Saudara KH. Marzuqi Mustamar selaku Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur telah menyampaikan usulan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama untuk memberhentikan Saudara KH. Marzuqi Mustamar dari jabatan Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur,” demikian bunyi pertimbangan pertama dalam SK PBNU tersebut.