Masuk Bursa Kuat Cawapres, Yenny Wahid Pastikan Tidak Dukung Anies-Cak Imin

Yenny Wahid saat berada di Jombang
Sumber :
  • Elok Apriyanto / Jombang

Jombang, VIVA –  Nama Yenny Wahid akhir-akhir ini, menguat menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) pada Pilpres 2024 mendatang. Beberapa figur menyebut anak kedua Presiden Abdurahman Wahid itu pantas dipinang jadi Cawapres. 

Bupati Jombang Ikuti Panen Raya Serentak di 14 Provinsi Bersama Presiden

Adik kandung Prabowo yakni Hasyim Joyo Hadikusumo hingga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menyebut Yenny Wahid sebagai sosok ideal untuk maju sebagai cawapres pada Pilpres 2024 nanti. 

Soal dukungan dari Hasyim Joyo Hadikusumo untuk menjadi pendamping Prabowo sebagai Capres dan Cawapres. Yenny Wahid menjawab dengan enteng. 

Wali Kota Wahyu Bangga Petani Kota Malang Hasilkan 8 Ton Padi per Hektare saat Panen Raya

"Terimakasih-terimakasih atas apa yang diungkapkan pak Hasyim Joyo Hadi Kusumo," kata Yeni, Kamis 7 September 2023.

Ia mengaku menyerahkan sepenuhnya keputusan siapa yang bakal cocok dan layak menjadi cawapres dari koalisi Indonesia Maju kepada Prabowo Subianto. Termasuk pada Capres yang diusung oleh PDIP dan PPP yakni Ganjar Pranowo

Jelang Panen Raya Tahun 2025, Disperta Jombang Pastikan Harga Gabah Stabil

Dia dengan tegas akan mendukung Capres Prabowo Subianto atau Capres Ganjar Pranowo. Untuk itu dia menyerahkan keputusan Cawapres kepada dua kubu tersebut. 

Dengan sikap begitu, Yenny memastikan telah menutup pintu untuk mendukung pasangan Capres dan Cawapres Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar yang diusung Partai Nasdem dan PKB

"Saya rasa saya akan tetap memberikan ruang kepada pak Prabowo, pak Ganjar yang saat ini sudah mengerucut akan kita dukung. Kita berikan ruang pada beliau untuk menetapkan siapa yang akan menjadi pendamping beliau," ujar Yenny. 

Ia pun menegaskan tak mau berandai-andai untuk menjadi Cawapres dari salah satu Capres yang kini belum memiliki Cawapres. Namun, dia mengaku terus menjalin komunikasi dengan Prabowo maupun Ganjar. 

"Jadi tidak berandai-andai dalam politik, kita lihat wacana yang sedang bergulir seperti apa. Karena komunikasi semuanya saat ini masih terus berlanjut sampai saat ini," tuturnya.