Layanan Air Permukaan Tugu Tirta Bakal Beroperasi Sebelum 2024

Dirut Tugu Tirta Nor Muhlas
Sumber :
  • Viva Malang

Malang – Perumda Air Minum Tugu Tirta bekerjasama dengan Perum Jasa Tirta 1 untuk program Water Treatment Plant (WTP) di tahun 2023. Penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) dilakukan pada 6 Januari 2023 lalu.

Komitmen Berantas Korupsi, Pemkot Pasuruan Lakukan Penandatanganan Pakta Integritas

Wali Kota Malang, Sutiaji mengatakan mereka sedang melakukan percepatan mulai desain rancang bangun, jadwal lelang, penyiapan lahan hingga tahapan sosialisasi. Menurutnya, kebutuhan air minum mutlak kebutuhan dasar dan kepentingan bersama yang harus dioptimalkan dengan langkah-langkah percepatan.

"Dengan timeline pengerjaan mulai Mei hingga November 2023, paling tidak layanan WTP sudah bisa berjalan sebelum tutup tahun," kata Sutiaji. 

Hari Kartini, Gus Ipul dan Fatma Kompak Suarakan Pentingnya Peran Perempuan Dalam Pembangunan Daerah

Sutiaji mengatakan, pada tahap awal, program WTP akan memanfaatkan air permukaan dari Sungai Bango dengan kapasitas 200 liter per detik (lps). Lokasinya berada di wilayah Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing.

"Sungai Bango dipilih karena kualitas air bakunya dianggap lebih baik, karena alirannya limpahan dari Sumber Wendit. Meski begitu, tidak menutup kemungkinan ke depan bukan hanya memanfaatkan Sungai Bango, karena bisa juga Sungai Metro," ujar Sutiaji. 

Pemkot Pasuruan Gelar Upacara Peringatan Hari Otonomi Daerah XXVIII Tahun 2024

Sementara itu, Dirut Perumda Tugu Tirta Nor Muhlas mengatakan, proses penjernihan menggunakan metode filtrasi sesuai standar aturan SK Permenkes No. 492 Tahun 2010 tentang kualitas standar air minum. Mereka ingin menjamin seluruh pelanggan mendapat air yang aman dikonsumsi sekalipun diambil dari air permukaan.

"Masuknya 200 lps ke sistem layanan Perumda Tugu Tirta, ditargetkan membuat layanan ke pelanggan bisa lebih stabil di tahun 2023," tutur Nor Muhlas, Rabu, 15 Februari 2023. 

Program ini bersifat investasi Build Operate Transfer (BOT) selama 20 tahun. Dalam jangka waktu lima tahun, kapasitas 200 lps diharapkan bisa meningkat sampai 500 lps. Tujuannya, kemandirian air minum segera tercapai di Kota Malang. Rinciannya, setelah 200 lps di tahap awal, berikutnya bisa dilanjutkan pembangunan reservoir di tahun 2025 dengan kapasitas 100 lps. Pada tahap 3 akan ditambah lagi kapasitas sebesar 200 lps.

"Mengenai sistem sewa lahan saat ini sedang dimatangkan antara Pemkot Malang, Perumda Tugu Tirta dan PJT 1. Lahan yang dijajaki saat ini adalah tanah milik Pemkot Malang dengan luasan hampir 8 hektare tapi untuk pembangunan fasilitas WTP kemungkinan hanya memangaatkan 20 persen dari luasan lahan," kata Nor Muhlas. 

Meski sudah memanfaatkan WTP, Perumda Tugu Tirta memastikan akan tetap memaksimalkan layanan yang sudah ada dari sumber-sumber mata air dan reservoir yang tersebar sehingga ketersediaan suplai aman dan layanan optimal. 

Apalagi program SPAM 1, 2 dan 3 terus berjalan. Program SPAM 1 diantaranya memanfaatkan suplai dari sumur bor di Tasikmadu, Joyoagung, Tidar, Betek dan Tlogomas. SPAM 2 berpusat di Sawojajar. Sedangkan SPAM 3 memanfaatkan suplai sumur bor di wilayah Merjosari, Mulyorejo, Pisangcandi dan Kebonsari.

"Jumlah pelanggan saat ini mencapai 175.000 sambungan rumah (SR), maka kapasitas iddle harus mencukupi. Berjalannya WTP dan SPAM 1, 2 dan 3 merupakan strategi back up, tanpa harus lepas dari air sumber yang selama ini dikelola. Harapannya, jika layanan sudah stabil, maka Perumda Tugu Tirta bisa menyediakan layanan untuk lebih banyak SR atau pelanggan dan mendorong Pemkot untuk mengeluarkan regulasi baru terkait layanan air minum di Kota Malang," kata Nor Muhlas.