DPRD Desak Disperta Beri Bantuan pada Petani yang Gagal Panen Akibat Banjir Jombang

Area persawahan di Desa Kedung Melati, Kesamben.
Sumber :
  • Elok Apriyanto/Jombang

Jombang, VIVA – Anggota DPRD Jombang merespon keluhan petani di Desa Kedung Melati, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang. Para petani mengeluh belum pernah terima bantuan dari Pemkab Jombang, karena gagal panen.

Dilema Banjir Jombang Bikin Padi Gagal Panen, Namun Petani Tak Pernah Dapat Bantuan

Bahkan, Komisi B DPRD Jombang mendesak Dinas Pertanian (Disperta) segera memberikan bantuan ke petani yang gagal panen, khusunya di wilayah yang terdampak banjir luapan air sungai.

"Dinas jangan hanya melakukan pendataan saja," kata Wakil Ketua Komisi B DPRD Jombang, Ama Siswanto, Minggu, 2 Februari 2025.

Ironis, Bayi 4 Bulan Dibuang Orang Tuanya di Jombang

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa terkait pendataan petani terdampak banjir, memanglah menjadi tugas dari Disperta Jombang, namun demikian ia menegaskan dinas juga harus memastikan bantuan juga tepat sasaran.

"Memang perlu mengidentifikasi kerugian. Tapi jangan hanya melakukan pendataan saja, kepastian penyaluran bantuan yang tepat sasaran juga harus diperhatikan," ujarnya.

DPRD Jombang Desak Pemasangan Tiang Fiber Optik Ditertibkan, Satpol PP Dianggap Lamban

Politisi PDI Perjuangan itu juga mendorong pemerintah melalui Disperta Jombang untuk memberikan stimulan bantuan untuk petani. 

"Jelas petani ini sangat dirugikan karena harus berulang kali tanam," tuturnya.

Ia pun menyebut bahwa saat ini biaya yang dikeluarkan petani untuk menanam, sebelum banjir melanda juga sudah cukup banyak. 

"Ongkos tanam sekarang juga tidak murah. Karena pupuk juga mahal," katanya.

Selain itu, pihaknya menyebut bahwa pemerintah juga harus mengidentifikasi penyebab banjir dan harus segera dilakukan penanganan, yang tepat sehingga tidak ada masyarakat yang dirugikan.

"Pemkab harus berkoordinasi dengan BBWS untuk mengidentifikasi penyebab banjir yang ada di Jombang," ujarnya.

Ia pun menyebut bahwa gerak cepat penanganan banjir harus segera dilakukan, sehingga para petani tidak perlu melakukan normalisasi secara swadaya.

"Jangan sampai, masyarakat melakukan tindakan sendiri seperti yang dilakukan petani di Kecamatan Kesamben. Itu kan miris masyarakat sendiri juga turun untuk membersihkan sungai. Terus peran pemerintah ini bagaimana sebagai pelayan masyarakat," tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, banjir akibat luapan air sungai di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, hingga kini mulai surut. 

Meski surut, banjir meninggalkan dampak yang sangat besar pada pertanian masyarakat di kota santri.

Seperti halnya yang dialami oleh warga di Desa Kedung Melati, Kecamatan Kesamben. Setiap tahun mereka menjadi langganan banjir.

Akibatnya, para petani mengalami gagal panen dan harus menanam ulang tanaman padinya. Hal ini tentu membuat mereka mengeluarkan modal lagi untuk bertani.

"Petani kembali mulai menanam ulang, karena tanaman padi yang sudah mereka tanam mati," kata Hari Purnomo petani Desa Kedung Melati, Minggu, 2 Februari 2025.

Ia pun mengaku bahwa tanaman padi miliknya banyak yang mati, akibat terendam air banjir luapan sungai yang terjadi beberapa waktu kemarin.

"Kemarin juga kesulitan untuk mencari bibit. Kondisi air juga sekarang kering jadi tidak bisa melakukan pembibitan," ujarnya.

Ia menyebut, hingga saat ini tidak ada bantuan apapun dari pemerintah. Baik itu berupa bibit padi seperti yang dijanjikan pemerintah. 

"Dari tahun 2012 hingga sekarang tidak ada bantuan dari pemerintah," tuturnya.