Refleksi Politik Lewat Seni, Muhammadiyah Batu Gelar Pameran FO(U)R di Kota Batu

Pameran seni FO(U)R di Srengenge Art
Sumber :
  • VIVA Malang (Galih Rakasiwi)

Batu, VIVA – Lembaga Seni Budaya Muhammadiyah (LSBMuh) dan Lembaga Hikmah Kebijakan Publik (LHKP) di bawah naungan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Batu menggelar pameran seni bertajuk 'FO(U)R' Membersamai Pilkada di Srengenge Art Space, Jalan Welirang, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu, mulai 28 September hingga 6 Oktober 2024. 

Wujudkan Gerakan Ekonomi Lokal, Paslon NH : Tempe Bisa jadi Ikon Kota Batu

Pameran ini bertujuan untuk memberikan edukasi politik melalui karya seni, menyasar seluruh lapisan masyarakat Kota Batu, tak terbatas pada warga Muhammadiyah saja.

Pameran 'FO(U)R' tersebut bukan hanya sekadar menampilkan seni, tetapi juga menyampaikan pesan mendalam tentang politik, demokrasi, dan kepemimpinan. 

Fokus Paslon Krida, Peningkatan SDM dan Pengembangan Jaringan Internasional

Dengan mendekatnya Pilkada Kota Batu, pameran ini diharapkan bisa menjadi ruang refleksi bagi masyarakat untuk lebih kritis dalam memilih pemimpin yang benar-benar berpihak kepada rakyat.

Ketua LSBMuh, Akbar Mahadi menjelaskan bahwa FO(U)R diambil dari angka empat yang merupakan angka terakhir dari tahun 2024. Alasannya karena tahun ini menjadi momen penting bagi Pilkada Kota Batu dan penentu arah kepemimpinan lima tahun ke depan.

Plengsengan Timpa Pekerja di Kota Batu, 1 Korban Dilaporkan Meninggal Dunia

"Selain itu penggunaan 'U'dalam 'FO(U)R' melambangkan for you atau untukmu yang mengandung makna bahwa keberpihakan pemimpin Kota Batu di masa depan harus mencakup seluruh rakyat, mulai dari petani, pedagang, sopir angkot, pelajar, hingga masyarakat umum," katanya, 5 Oktober 2024.

Pameran ini menampilkan karya seni dari sejumlah seniman ternama seperti Bagus Karunia S, Hendung Tunggal Jati, Muchlis Arif, Sugeng Pribadi (Klemin), Syamsu Soeid, dan Watonisays. 

"Nah pesan dari karya-karya mereka lebih bersifat reflektif, menyampaikan kritik kepada para calon pemimpin, pemilih, dan penyelenggara pemilu agar mewujudkan pesta demokrasi yang jujur dan adil," ujarnya.

Ketua LHKP, Saiful Amin, menekankan bahwa tajuk 'FO(U)R' membawa pesan penting bagi para calon pemimpin untuk peduli terhadap rakyat dan alam sebagai landasan utama mereka maju dalam Pilkada. 

"Pemimpin yang maju harus memiliki niat untuk menyejahterakan rakyat, bukan sekadar membawa kepentingan sponsor atau oligarki. Demokrasi sejati tidak akan berjalan baik jika dipengaruhi oleh kepentingan politik besar," ujarnya.

Amin menambahkan meski pameran ini mengundang tiga pasangan calon (paslon) yang akan berlaga dalam Pilkada Kota Batu, acara ini tetap independen tanpa tendensi politik tertentu. 

"Acara ini digagas secara mandiri, tanpa intervensi dari pihak mana pun. Bahkan menariknya, pembukaan pameran dilakukan dengan cara yang unik. Dua janda lansia berusia sekitar 70 tahun menjadi sosok yang membuka acara pameran," tuturnya. 

Alasan keduanya dipilih sebagai simbol bahwa pameran ini sepenuhnya diperuntukkan bagi rakyat kecil, yang kerap kali suaranya terabaikan dalam dinamika politik. 

"Tidak itu saja, salah satu karya juga ada yang menghadirkan sandal jepit, sebuah simbol mewakili rakyat biasa sebagai elemen penting dalam demokrasi yang terabaikan," tuturnya.

Sementara itu, salah satu karya seni yang mencuri perhatian adalah karya Muchlis Arif. Ia menampilkan susunan batu bata yang tidak memiliki pengikat kuat, melambangkan ketidakabadian kekuasaan politik. 

"Kekuasaan politik ketika dibangun semakin lama bukan semakin baik tapi malah ambruk, tidak ada yang abadi bisa ambruk sewaktu-waktu. Namun paling penting, semua pihak harus menjaga keamanan dan kerukunan, jangan terpecah belah dalam pilkada fondasi kuat akan runtuh. Pesan utama masyarakat jangan sampai terpecah belah ," tuturnya.