Wisatawan Keluhkan Banyaknya Pengamen Jalanan yang Nekat

Tangkapan layar video keluhan wisatawan saat pengamen naik ke bus.
Sumber :
  • Tangkapan layar

Batu, VIVA – Wisatawan yang datang ke Kota Batu terusik dengan keberadaan pengamen jalanan. Bahkan para pengamen sering kali nekat naik ke bus yang mendatangi beberapa obyek pariwisata meski sudah ditawari kompensasi berupa uang maupun rokok.

Bawaslu Kota Batu Tangani Dugaan Pelanggaran Administrasi hingga Pidana

Ketua DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kota Batu, Asep Abiyanto membenarkan hal tersebut. Menurutnya kejadian itu sering kali terjadi, terlebih banyak dari mereka yang berbau alkohol.

"Kalau tidak diperbolehkan mereka tetap memaksa dan mengancam. Karena takut dan enggan ramai soalnya kami para pemandu membawa para wisatawan akhirnya terpaksa kami turuti," katanya, Jumat, 10 November 2023.

Paslon NH Siap Blusukan ke Kampung, Bangun Kota Batu dari Akar Rumput

Harapannya permasalahan ini segera bisa ditindaklanjuti agar tidak mencoreng dunia pariwisata Kota Batu. Kendatipun tidak ada aturan tertulis larangan ngamen di Bus Pariwisata, namun keamanan dan kenyamanan tamu wisata perlu jadi prioritas utama.

"Aturan tertulis tentang pengamen dilarang ngamen diatas Bus Pariwisata, memang saya belum pernah melihatnya. Tapi tindakan tersebut (ngamen di bus pariwisata) tentu saja menganggu kenyamanan rombongan wisata yang sedang sedang menikmati tripnya," tuturnya.

Sektor Pendidikan Pondasi Tumbuhkan Budaya Anti Korupsi

Alasan lain kehadiran pengamen jalanan tersebut bisa mengganggu trip wisata, karena dikhawatirkan yang naik ke atas bus justru orang yang berniat jahat sedang menyaru sebagai pengamen. Bilamana lengah, barang-barang berharga atau bawaan tamu rombongan bisa lenyap dibawa kabur. Apabila itu terjadi, pihak biro perjalanan wisata dan pemimpin perjalanan (Tour leader) atau juga Guide pasti akan kena komplain tamu wisata.

"Selama ini kami berupaya untuk menjaga agar keselamatan tamu termasuk barangnya tetap terjaga. Bila ada yang ingin berjualan seperti asongan, kami minta untuk tidak naik ke atas bus. Seperti halnya para pedagang asongan di kawasan rest area Bromo yang tetap sabar menunggu tamu turun dari bus," ujarnya.

Asep, sapaannya menuturkan, dari laporan dari guide yang bertugas di lapangan, pengamen jalanan ini biasa beraksi ketika bus pariwisata sedang menunggu rombongan wisata sedang jalan-jalan. 

"Terkadang mereka juga memanfaatkan kesempatan naik ke bus saat sedang macet atau menunggu traffic light menyala hijau di persimpangan. Aksi mereka selalu berpindah-pindah, karena mereka biasanya bersama partner lain yang standby membawa motor. 

"Sering kami mengalah dengan memerikan kompensasi uang atau rokok supaya mereka tidak naik ke Bus, tetapi mereka tetap ngotot. Setelah kami ancam untuk telepon polisi baru nyali mereka ciut," katanya.

Menyikapi hal ini pula, DPC HPI Kota Batu segera menyurati Polres Batu dan Komisi B DPRD yang membidangi pariwisata. Dengan harapan agar bisa dicari jalan keluar terkait permasalahan seputar kenyamanan wisatawan di Batu. 

"Karena permasalahan ini harus segera ada tindakan nyata, apalagi sekarang sedang memasuki high season. Hal ini tidak bisa dibiarkan atau mungkin ada solusi-solusi lain yang bisa diambil. Misalnya para pengamen yang masih berkeliaran ini supaya bisa terwadahi. Mereka juga saya yakin butuh makan. Tapi caranya yang kurang tepat," tuturnya.