UB Cek Sisa Makanan ke BPOM Buntut Dugaan Ratusan Mahasiswa Keracunan
- Polsek Wagir
Malang – Universitas Brawijaya melakukan sejumlah langkah untuk mengetahui penyebab ratusan mahasiswa mengalami mual, diare atau diduga keracunan makanan. Peristiwa itu terjadi saat mahasiswa Fakultas Teknik mengikuti kegiatan Kemah Kerja Mahasiswa (KKM), pada Selasa, 7 Februari 2023. Kegiatan ini dilakukan di Desa Jedong, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang.
Direktur Rumah Sakit Universitas Brawijaya (RSUB) Prof. Sri Andarini mengatakan, bahwa sakit akibat makanan bisa saja terjadi. Apalagi makanan ini dimasak dengan jumlah besar untuk banyak orang. Mahasiswa yang mengalami sakit juga ada yang dirujuk ke RSUB. Diberi perawatan hingga membaik akhirnya diperbolehkan pulang.
"Mungkin pada saat memprosesnya tidak sesuai atau tercemari sesuatu. Maka bisa menyebabkan sakit perut, akhirnya terjadilah diare badan meriang dan sebagainya," kata Sri, Rabu, 8 Februari 2023.
Untuk mengetahui penyebab diare pada mahasiswa UB. Mereka melakukan pemeriksaan feses. RSUB juga memeriksa sisa makanan dan akan dibawa ke BPOM untuk mengetahui kandungan di dalam makanan. Sebab, hingga saat ini UB tidak mengetahui pasti penyebab keracunan makanan ini.
"Saat ini kita lakukan pemeriksaan feses. Yang benar sisa makanan disana kita cek ke BPOM mengandung apa yang membuat orang itu diare. Sampai saat ini saya belum tau penyebab pasti. Kita lakukan pemeriksana feses kita lihat apakah ada amoeba atau yang lainnya," ujar Sri.
Sementara itu, Ketua Pengelola Sistem Informasi dan Kehumasan (PSIK) Fakultas Teknik (FT) Universitas Brawijaya (UB) Adharul Muttaqin, mengungkapkan peserta KKM ada sebanyak 1.279 mahasiswa dan 533 diantaranya mahasiswi. Dari 533 itu, sekitar 401 diperiksa dan segera dibawa ke omah deso.
"Dari 401 mahasiswa sebanyak 122 sehat, 289 mahasiswa menyatakan sakit variasi 2 hingga 3 kali buang air. 7 dibawa ke Puskesmas, 9 ada di safe house kami, sisanya dijemput orangtua di malam sebelumnya. Kemarin siang dari 289, ada 11 dirujuk ke RSUB. Saat ini 1 yang memilih tetap di rumah sakit meski kondisinya baik," tutur Adharul.