Among Tirto Bakal Lakukan Nguri Budaya Untuk Jaga Mata Air

Sumber Binangun
Sumber :
  • Istimewa

Malang – Kondisi debit sumber mata air di Kota Batu, Jawa Timur terjadi penurunan setiap tahunnya. Perumdam Among Tirto atau PDAM Kota Batu tengah berupaya mendekatkan masyarakat untuk merawat sumber mata air.

Pameran Tunggal 'Tamasya' Karya Totarist Sosial Merbawani

Direktur Utama Perumdam Among Tirto atau PDAM Kota Batu, Edi Sunaedi mengatakan rencananya pada tanggal 11 hingga 12 September akan diadakan kegiatan selamatan sumber mata air. Pendekatan budaya dilakukan sebagai pintu masuk dalam upaya pelestarian dan penyelamatan sumber mata air.  

Pihaknya juga telah menjalin komunikasi dengan para tokoh masyarakat di Kota Batu. Kegiatan tersebut dilakukan dengan mengambil seluruh mata air yang ada di 24 desa atau kelurahan se-Kota Batu. Kemudian air dijadikan satu dan ditempatkan di tujuh kendi. 

Pameran Tunggal 'Tamasya' Karya Totarist Sosial Merbawani di Kota Batu

Kegiatan ini akan dipusatkan di Sumber Dandang, Junrejo dengan menggelar doa bersama. Nantinya air di dalam kendi dibawa ke Vihara Dhammadipa Arama, dilanjutkan ke Candi Songgoriti dan diakhiri ke Kantor Perumdam Among Tirto. 

"Kegiatan ini sebagai simbol, tujuannya berdoa bersama-sama agar sumber air di Kota Batu tidak hilang, agar keberlangsungan air di Kota Batu tetap ada," kata Edi Selasa, 6 September 2022. 

Tegas, Pj Wali Kota Batu Evaluasi Serapan Anggaran Rendah 10 OPD

Selain itu, kegiatan pembuatan sumur resapan dan lubang biopori juga akan digerakkan oleh Among Tirto. 

"Kita gerakkan bersama-sama, satu rumah minimal dua biopori, biopori untuk menahan air agar air masuk ke tanah tidak ke jalan, untuk mengurangi banjir dan sebagainya," katanya.

Edi mengatakan belasan tahun yang lalu jumlah mata air di Kota Batu sekitar 100 titik. Namun seiring berjalannya waktu, diyakini sumber mata air tersebut berkurang. 

Ada beberapa faktor penyebab yang mempengaruhi kondisi tersebut berdasarkan hasil kajian pihaknya. Diantaranya seperti pembangunan yang tidak ramah lingkungan, kemudian terjadinya anomali cuaca di musim kemarau yang berkepanjangan. Terakhir, terjadinya pembangunan sumur bor yang tidak terkontrol. 

"Sumber mata air terus berkurang setiap tahunnya terutama debitnya, seperti Sumber Darmi dulu itu 19,7 liter per detik, kajian sekarang hanya antara 14 hingga 16 liter per detik, jadi berkurang," tuturnya. 

Perumdam Among Tirto sendiri mengelola enam sumber mata air yang mengaliri 18.100 pelanggan. Diantaranya seperti Sumber Dandang, Sumber Ngesong, Sumber Gemulo, Sumber Banyuning, Sumber Kasinan dan Sumber Terembulok. 

"Tetapi yang visibel hanya beberapa sumber mata air terutama Banyuning dan Ngesong, untuk Kasinan dan Terumbulok ini dimanfaatkan dua pelayanan spam jadi PDAM dan Hipam," katanya.