Warga di Sanan Malang Bangun Rumah Menyerupai Klenteng Umat Konghucu
- Viva Malang
"Itu ada tulisana Hanacaraka dan China yang artinya rumah ibadah di bagian depan rumah. Saya tulisi begitu saja tapi ini bukan rumah ibadah. Ini rumah saya sendiri dan kami semua muslim beragama islam. Jadi murni karena seni," tutur Norhasim.
Norhasim yang merupakan pengerajin tempe sejak 1976 ini mengaku mendapat dukungan dari keluarga untuk mengekspresikan jiwa seninya. Semua keluarga mendukung Norhasim menghias rumah bak Klenteng.
Bahkan sejak tahun 2008 rumahnya sering jadi jujukan wisatawan untuk sekedar melihat keunikan rumahnya. Rumah milik Norhasim ini juga pernah dikunjungi wisatawan mancanegera terutama dari China dan Jepang saat pandemi COVID-19 belum melanda dunia.
"Banyak bule (wisatawan mancanegara) ke sini. Banyak orang-orang China, orang Jepang ke sini sebelum pandemi. Sekarang ini mulai ke sini lagi, foto-fotoan kalau ke sini. Di luar itu anak-anak muda sering ada juga dari perguruan tinggi," kata Norhasim.
Norhasim mengatakan, bahwa progres pembangunan rumahnya ternyata belum rampung. Dia akan terus menambah ornamen dan mencat bagian dalam rumah hingga 100 persen menyerupai Klenteng. Alasannya sederhana, dia suka dengan warna merah dan budaya China.
"Warnanya yang bikin saya senang, tertarik klenteng makanya munculnya langsung tak hubungkan dengan China yasudah saya langsung senang. Ini akan saya lanjutkan terus, karena ini masih 80 persen. Dan akan saya remajakan terutama cat ini beberapa ada yang perlu diperbarui," ujar Norhasim.