Inflasi Jadi Masalah Dunia, Ini yang Akan Dilakukan Pemerintah

Inflasi Jadi Masalah Dunia
Sumber :
  • Pixabay

Malang – Dampak dinamika geopolitik global tak hanya dirasakan oleh Indonesia saja, namun juga berbagai negara di seluruh belahan dunia.

UMM Jadi yang Terbanyak se-Indonesia Dalam Loloskan Proposal di P2MW

Hal tersebut terlihat dari adanya inflasi akibat kurangnya pasokan komoditas.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memastikan, lonjakan inflasi yang tinggi merupakan musuh bersama di ranah global, yang harus dihadapi oleh negara-negara tersebut.

Lutfil Hakim: PWI Malang Raya Harus Ikut Serta Memajukan Pembangunan di 3 Daerah

"Secara global masalah inflasi ini jadi musuh bersama (bagi negara-negara di dunia)," kata Airlangga dalam telekonferensi, Rabu 14 September 2022.

Dia memaparkan, tingginya inflasi itu antara lain sebagaimana yang terjadi di Amerika Serikat (AS), dengan inflasinya yang mencapai sebesar 8,3 persen.

PWI Dianggap Mampu Tarik Investor Untuk Pembangunan di Malang Raya

Hal serupa juga dialami oleh Turki yang inflasinya mencapai 80,21 persen, Rusia 14,30 persen, dan Uni Eropa sebesar 9,78 persen.

"Dibandingkan dengan Turki (yang inflasinya mencapai) 80 persen, tentu kita tidak ingin mencontohnya. Tapi meskipun inflasi Indonesia hanya 4,69 persen, itu Karena (dampak dari) transmisi inflasi impornya belum masuk karena kita masih disubsidi," ujarnya.

Untuk itu, Airlangga menegaskan bahwa pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) dan para stakeholder terkait lainnya, akan terus berupaya menjaga laju inflasi tersebut agar tidak semakin meninggi.

Hal itu misalnya dilakukan, dengan memperhatikan pergerakan sejumlah komoditas penyumbang inflasi.

"Seperti misalnya cabai merah, cabai rawit, bawang, minyak goreng, dan tarif angkutan," kata Airlangga.

Dia memaparkan, saat ini pemerintah tengah fokus menyoroti sejumlah provinsi, karena inflasinya sudah berada di atas 6 persen.

Dari 27 provinsi yang didata, provinsi-provinsi yang menjadi sorotan tersebut antara lain seperti Bangka Belitung, Sulawesi Tengah, Bali, Papua, Jambi, Sumatera Barat, Kalimantan Tengah, dan Maluku.

Jika dikelompokkan, inflasi yang marak terjadi di provinsi-provinsi tersebut umumnya didominasi oleh harga bahan bakar rumah tangga, angkutan udara, dan bahan pokok yakni beras.

"Karenanya Bapak Presiden telah meminta kepada para Gubernur, Wali Kota, dan pemangku kebijakan daerah lainnya, agar melakukan pelacakan terhadap komoditas-komoditas penyebab inflasi itu," ujarnya.